Jakarta, Gatra.com – Sekitar 100 orang mahasiswa Indonesia dari Binus University akan mengikuti Summer Couse di pusat industri Fukuoka, Jepang. Mereka mengikutinya melalui program Binus ASO School of Engineering (BASE).
“Total kurang lebih 100 orang [mahasiswa], ini satu angkatan kurang lebih 100 orang. Kita sudah mempersiapkan mereka untuk ke sana,” kata Prof. Dr. Fergyanto E. Gunawan, ENG, Dekan Binus ASO di Kampus Binus ASO, Alam Sutera, Tengerang Selatan (Tangsel), Banten, Selasa (15/8).
Ini merupakan kali keenam pihaknya mengirim ratusan mahasiswa ke kota industri di Jepang. Program ini dimulai pada tahun 2018 lalu. “Jadi ini yang keenam,” ujarnya dalam keterangan pers.
Ia menjelaskan, setiap tahun Binus ASO mengirimkan mahasiswa untuk belajar perkembangan tren industri terkini di Negeri Sakura. Selain itu, ini untuk mempersiapkan dan mencetak sumber daya manusia (SDM) di bidang engineering yang andal dan mampu bersaing di tingkat nasional dan global.
Menurutnya, dibutuhkan engineer andal karena persaingan SDM di dunia industri saat ini semakin kompetitif. Terlebih lagi, perubahan industri berkembang pesat, mengharusan SDM di bidang teknik untuk semakin terampil. Pasalnya, para teknisi yang memegang peran utama dalam memudahkan pekerjaan lain.
Salah satu contoh perkembangan tren yang telah dimunculkan oleh para teknisi ahli, yakni inovasi teknologi seperti artificial intelligence (AI), teknologi ramah lingkungan, dan banyak lagi. Para praktisi di bidang teknis harus paham betul perkembangan tren yang akan sangat dibutuhkan masyarakat ke depannya.
Fergyanto menyampaikan, pihaknya menggandeng ASO College Group yang merupakan perkumpulan dari perguruan tinggi terbesar di Jepang Barat yang sudah mempunyai standar pendidikan internasional dan sudah berjalan lebih dari 150 tahun. Kelompok ini bahkan sudah bekerja sama dengan beberapa institusi global, mencakup hingga 13 negara.
Binus University menjadi satu-satunya institusi pendidikan di Indonesia yang berhasil berkolaborasi dengan ASO College Group ini. Kerja sama ini terjadi karena Binus University ASO College Group dan Binus University memiliki tujuan yang sama. Kedua belah pihak ingin program Summer Course BASE dapat memberikan pengalaman akademik dan industri secara bersamaan di Fukuoka kepada para mahasiswa.
“Melalui program ini, mahasiswa Binus University ditargetkan menjadi SDM engineers yang lebih unggul dan unik daripada mahasiswa teknik dari universitas lain,” katanya.
Fergyanto mengharapkan mahasiswa mampu memanfaatkan kesempatan terbaiknya dalam membangun networking global dan menimba ilmu dari tokoh industri saat mengunjungi industri ternama, seperti Toyota Kyushu (Miyata Factory).
Melalui kunjungan ke Toyota Kyushu, mahasiswa akan mendapatkan wawasan mendalam dari brand global Lexus, mulai dari filosofi dan cara mempertahankan kualitas dan reputasi brand. Mahasiswa juga dapat belajar kultur industri lintas budaya yang ada di Jepang. Dengan demikian, nantinya para mahasiswa sudah siap dengan kultur serupa saat sudah terjun langsung di dunia kerja dengan ranah global.
Ia menyampaikan, pihaknya tidak asal mengirimkan mahasiswa, tetapi telah membekali mereka ilmu teknik yang mumpuni sekaligus pendidikan bahasa selama 5 semester di BASE hingga budaya negeri Sakura. Oleh karena itu, Summer Course ini selalu menjadi program yang dinanti-nantikan oleh para Binusian.
Melalui program ini mereka akan mendapatkan kesempatan untuk mendapatkan wawasan langsung dari para dosen ahli Jepang sekaligus wawasan budaya kerja di sana bagi yang ingin melanjutkan karier globalnya di kemudian hari.
Head of Product Design Engineering Binus ASO, Ir. Yosica Maryana, S.T., M.T., menyampaikan, para mahasiswa juga telah membuat sejumlah karya tugas akhirnya, di antaranya kursi dinamis untuk penunjang kerja dan menjaga postur tubuh agar tidak bongkok dan pegal.
“Kursi kerja dinamis, ini menjaga postur tubuh, kita enggak pegal-pegal di pinggang, dia akan begerak sesuai irama tubuh kita saat bekerja,” katanya.
Kemudian, skuter listrik untuk membawa hasil pertanian ke kota atau pasar, alat untuk memproses air laut siap diminum, dan alat timbang balita untuk mencegah stunting. Selanjutnya spedo meter untuk kendaraan yang dilengkapi GPS, prakiran cuaca, dan deteksi pergerakan di samping kanan dan kiri serta depan untuk mencegah kecelakaan.
Head of Program Automotive and Robotics Engineering Binus ASO, Dr. Eng. Ir. Zener Sukra Lie, S.T., M.T., menambahkan, beberapa karya dari tugas akhir para mahasiswa di bidang atomotif, di antaranya go cart, motor listrik, alat kesehatan pendeteksi penyakit, dan lain-lain.
“Kita bisa mengoneksikan apa yang dibutuhkan industri, kita bisa sediakan. Sudah mengarah ke perbaikan-perbaikan ke depan, misalkan kesehatan, kita lagi butuh alat apa, kita coba cari solusinya, ada sensor, otomasi, sistem robotik ke arah yang lebih baik,” katanya.