Blora, Gatra.com- Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Blora mengungkap sebanyak 14 Kecamatan di Blora terdampak kekeringan. Hanya 2 Kecamatan yang dinyatakan belum mengalami kekeringan, yakni Kecamatan Kradenan dan Kecamatan Todanan.
Kepala pelaksana harian (Kalakar) BPBD Blora Sri Widjanarsih mengatakan dari 16 kecamatan itu ada sebanyak 125 desa yang terdampak kekeringan.
"Peta BMKG Blora termasuk daerah kekeringan. Dari 16 Kecamatan yang terdampak kekeringan ada 14 kecamatan. Yang 2 Kecamatan belum, yakni Kecamatan Kradenan dan Todanan," kata Sri Widjanarsih di kantornya, senin (14/8).
Untuk wilayah paling parah terdampak kekeringan berada di Kecamatan Jati. "Disana ada 14 Desa dan yang terdampak 12 Desa. Kita sudah salurkan bantuan air semua," jelasnya.
Sri mengaku telah melakukan droping air bersih ke sejumlah desa yang mengalami kekeringan tersebut. Bahkan pengiriman air dilakukan setiap hari.
"BPBD sudah mengirimkan air bersih ke sejumlah desa-desa yang mengalami kekeringan. Hampir setiap hari, dalam satu hari ada satu sampai dua kecamatan berdekatan yang kami lakukan droping. Untuk satu desa tiga tangki," ujarnya.
BPBD Blora mencatat musim kemarau di Blora sudah terjadi sejak awal bulan Juli lalu. Dan diprediksi akan mencapai puncaknya pada bulan September.
"Awal Juli kita sudah masuk musim kering, puncak kemarau itu ada di bulan Agustus dan September. Nanti menurut BMKG bulan Oktober dan November akan terjadi El Nino," ujarnya.