Solo, Gatra.com - Menteri Pertahanan (Menhan) Prabowo Subianto mengisyaratkan kekagumannya pada para pemimpin muda, khususnya yang dari Solo. Ia mencontohkan salah satunya yakni Brigjen (Anumerta) Slamet Riyadi yang melakukan perjuangan melawan Belanda. Di usianya yang 22 tahun ia sudah memimpin pertempuran melawan Belanda yang dikenal sebagai Serangan Umum Empat Empat Malam.
Hal ini disampaikan oleh Prabowo di sela Peringatan Hari Veteran Nasional (Harvetnas) yang dipusatkan di Auditorium GPH Haryo Mataram Universitas Sebelas Maret (UNS) Solo, Kamis (10/8). Dalam sambutannya Prabowo menyatakan pentingnya kota Solo dalam perjuangan bangsa Indonesia.
"Pasalnya pertempuran empat hari empat malam pada Agustus 1949 merupakan pertempuran terakhir untuk membuktikan bahwa Merah Putih berkuasa di wilayah Republik Indonesia ini," kata Prabowo dalam sambutannya di acara Peringatan Harvetnas di Auditorium GPH Haryo Mataram UNS Solo.
Serangan Umum Empat Empat Malam di kota Solo ini dipimpin langsung oleh Slamet Riyadi.
"Ada hal menarik dalam peristiwa ini. Bahkan Panglima Belanda yang datang untuk berunding pun kaget karena komandan brigade yang memimpin masih anak berusia 22 tahun," katanya.
Meski masih muda, Slamet Riyadi memiliki tanggung jawab besar dan memiliki kepemimpinan yang besar. Selain itu peristiwa lainnya yang juga menjadi tonggak proklamasi, yakni Sumpah Pemuda di tahun 1928 silam.
"Sumpah Pemuda kita yang merupakan tonggak salah satu tonggak awal dari perjuangan kemerdekaan kita juga dideklarasikan dan disusun oleh anak-anak muda yang umurnya 20 tahun semua. Jadi pemimpin itu kalau usianya masih muda, belum tentu tidak bisa," ujarnya.
Menurutnya Solo juga melahirkan banyak pemimpin muda yang hebat. Namun sayangnya Prabowo tidak menyebut lebih lanjut siapa saja. Meskipun selama ini Wali Kota Solo Gibran Rakabuming Raka yang digadang-gadang menjadi cawapres pendamping Prabowo oleh sejumlah relawan pendukung Jokowi dan Gibran.
Saat ditanya lebih lanjut apakah Gibran merupakan salah satu pemimpin muda yang hebat, Prabowo enggan mengungkapkan secara gamblang. Ia justru membelokkan jawabannya dengan memuji Slamet Riyadi.
"Itu Slamet Riyadi waktu mimpin perjuangan umur 22 tahun itu bisa berhadapan dengan Jepang. Usia itu bukan usia. Jiwanya yang penting," katanya.
Sebagai informasi Gibran santer disebut cocok menjadi cawapres Prabowo. Namun sayangnya ia masih terhalang aturan batas minimal usia menjadi capres dan cawapres yang diharuskan minimal 40 tahun. Saat ini usia Gibran masih 35 tahun. Sejumlah pihak berusaha menggugat batasan usia minimal tersebut ke Mahkamah Konstitusi.
Sementara saat ditanya mengenai gugatan batas minimal usia capres dan cawapres, Prabowo enggan menjawab. Ia mempersilakan wartawan bertanya pada pihak-pihak yang mengajukan gugatan. "Tanya aja sana," ujarnya memberikan respon singkat.