Jepara, Gatra.com – Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Jepara, berusaha mati-matian untuk mempertahankan iklim investasi yang tetap kondusif. Tujuannya, agar para investor tidak lari ke daerah, atau bahkan negara lain. Mengingat, Vietnam dan India menjadi ancaman nyata, dengan memberikan segala kemudahan bagi investor.
Sekretaris Daerah (Sekda) Jepara, Edy Sujatmiko, mengatakan, cara mempertahankan dan bahkan menarik investasi, yakni upah kompetitif, harga lahan terjangkau, hingga kompetensi masyarakat yang terkenal terampil. Meski jumlah perusahaan besar di Jepara terus bertambah, tetapi upaya untuk menarik investasi baru perlu digalakkan.
"Agar masyarakat membantu untuk tetap menciptakan iklim investasi yang kondusif. Jangan sampai lari ke negara lain, karena apa? Harga tanah di sana masih rendah. Bahkan upah pekerja di Vietnam sangat murah, belum lagi rendahnya kurs mata uang," ujarnya di depan puluhan perwakilan perusahaan penanaman modal asing (PMA) dan penanaman modal dalam negeri (PMDN) di Hotel Julia Bandengan, Selasa (9/8).
Kabupaten Pati dan Rembang turut menjadi ancaman bagi Jepara. Lantaran dua daerah tersebut, mengiming-imingi investor dengan harga lahan yang lebih murah. Imbasnya, ada PMA dari Jepara yang membuka unit produksi di Pati.
Berkenaan ini, ia meminta pekerja berbesar hati menjaga upah minimum kabupaten (UMK) tetap kompetitif. Selain itu, agar pemilik lahan menawarkan lahannya dengan harga yang wajar dan masyarakat membekali angkatan kerja dengan kompetensi sesuai kebutuhan perusahaan.
"Meski 10 tahun terakhir Jepara mampu menarik investasi PMA dan PMDN. Namun upaya untuk membuka lapangan kerja baru dengan investasi tambahan, baik pengembangan perusahaan yang telah ada maupun investasi baru perlu dilakukan," bebernya.
Ia menyampaikan, sebelum pandemi Covid-19 melanda Indonesia, nilai investasi Jepara menyentuh angka Rp21 triliun. Adapun yang masuk ke Jepara, pascapandemi bisa mencapai Rp7 triliun kemudian Rp9 triliun lebih. Angka investasi hampir Rp9,6 triliun sepanjang tahun 2022 itu, tetap menjadi investasi daerah tertinggi di Jawa Tengah.
Sedangkan pada triwulan pertama tahun ini, rekapitulasi dari sistem perizinan One Stop Submission menunjukkan modal usaha rencana investasi di Jepara sudah mencapai Rp2 triliun lebih.
"Realisasinya, mencapai Rp238 miliar yang tersebar di 407 proyek. Hampir seluruh realisasi investasi, yakni Rp227,6 miliar, berasal dari PMA," katanya.