Batang Hari, Gatra.com- Sekelompok emak-emak beserta anaknya lemas kehabisan energi, Selasa (8/8). Mereka berbaring lelah di teras kantor Bupati Batang Hari, Provinsi Jambi, menunggu kepastian nasib usai menggelar unjuk rasa selama dua hari.
Sang suami pun turut hadir mendampingi emak-emak asal Kecamatan Mersam ini sejak hari pertama aksi. Malam harinya, mereka mendirikan tenda beratap terpal biru di halaman kantor Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Nakertrans).
"Kami mendatangi kantor Bupati dan kantor Disnakertrans karena kami minta pencatatan untuk kami kerja untuk legalitas kerja untuk kami tak dikasihnya," kata Tursilah, perwakilan emak-emak dikonfirmasi Gatra.com kemarin.
Ia berujar aksi unjuk rasa menuntut Dinas Nakertrans mengeluarkan nomor pencatatan pembentukan serikat buruh PK F Hukatan PT Sawit Jambi Lestari tanggal 8 Juni 2023.
"Kami sudah dua kali datang aksi seperti ini. Yang pertama dijanjikan, iyalah pak, surat ini, surat itu, ya udah dipenuhi juga. Tapi nyatanya sampai sekarang gak dikeluarkan, sampai kami demo yang kedua kali ini. Mereka cuma keluar untuk mediasi, mediasi terus," ucapnya.
Merasa tak dapat kejelasan dari Dinas Nakertrans sewaktu aksi unjuk rasa pertama, kata Tursilah, buruh bongkar muat bergerak menuju kantor Bupati. Mereka ingin bertemu dengan Muhammad Fadil Arief selaku kepala daerah.
"Kami datang ke Disnakertrans, tapi tak dilayani, kami ya datanglah ke tempat bapak kami (Bupati), kan gitu. Kami dipanggil sebagai perwakilan masuk. Kepala Disnakertrans dan Asisten 2 minta waktu kerja tiga hari," kenang Tursilah.
Janji tinggal janji. Permohonan kelompok buruh tak kunjung dipenuhi Disnakertrans Kabupaten Batang Hari. Malahan, Kepala Dinas Nakertrans dan Kepala Bidang Hubungan Industrial melarikan diri.
"Kami datang lagi kesini, rupanya diabaikan orang itu, malah lari semua. Pak Disnaker-nya lari, ibu Irma lari, pokoknya orang dua yang ngurus itu lari semua. Malah bilang, ada buktinya di WA, kami ada urusan ke Jambi," ucap Tursilah.
"Padahal sebelum itu, paginya, pak datangnya jam berapa, kami tunggu, katanya gitu. Sewaktu kami sampai di kantornya, ini ada surat yang tak lengkap, tolong dipenuhi. Setelah dipenuhi dengan pak ketua, rupanya orang itu gak ada lagi semua," katanya.