Jakarta, Gatra.com- Tujuh pemain siap mewakili Indonesia dalam kompetisi Pokémon Trading Card Game (TCG) 2023 di ajang internasional Pokémon World Championship tahun ini. Keberangkatan ketujuh perwakilan Indonesia ini akan bersaing untuk memperebutkan gelar Pokémon TCG World Champion pada 2023 Pokémon World Championship.
Tujuh kontingen Indonesia yang siap mengharumkan nama bangsa ini adalah Dyatmika Paramaanindya (Adya), Rafli Attar Rico (Attar), Albert dan Reynard Barnett Chew, Jonas Xavier, Darwin Rasubala, dan Christian Liu. Para perwakilan Indonesia ini akan bersaing dengan ratusan trainer Pokémon TCG terbaik dari berbagai belahan dunia.
Keberangkatan ketujuh pemain Indonesia untuk bertanding di kejuaraan dunia Pokémon tahun ini menjadi sinyal baik bagi para trainer kartu Pokémon di Indonesia, baik yang mengoleksi maupun aktif bertanding. Komunitas Pokémon Indonesia pun sangat mendukung dan optimistis dengan keberangkatan ketujuh anak bangsa dan yakin mereka akan mencetak prestasi gemilang di Yokohama, 11 hingga 13 Agustus nanti.
Para trainer Pokémon Indonesia ini terpilih setelah berkompetisi selama dua hari di Pokémon Championships Mei 2023 lalu serta setelah mengumpulkan CSP atau Championship Points terbanyak di turnamen-turnamen resmi dari tahun 2022 hingga 2023. Beberapa yang terpilih dengan rangking CSP tertinggi berhak mendapatkan tiket untuk bertanding ke kejuaraan dunia Pokémon yang akan diadakan di Yokohama, Jepang, yang diselenggarakan oleh The Pokémon Company International pada Agustus mendatang.
Baca juga: Republic of Gamers Days Kembali Hadir untuk Gamers Indonesia
Pokémon Trading Card Game atau dikenal di kalangan trainer Indonesia sebagai Pokémon Game Kartu Koleksi adalah permainan kartu yang menggunakan dek kartu Pokémon dengan berbagai cara permainan yang menyenangkan. Meskipun Pokémon TCG kerap diasosiasikan dengan permainan anak-anak, permainan kartu ini dipenuhi dengan aturan yang dapat berubah sewaktu-waktu, sehingga sangat dibutuhkan strategi untuk memainkan game ini.
Adya adalah pemenang Pokémon Championships 2022-23 Indonesia pada Mei lalu. Ternyata, Adya menjadi 'kuda hitam' dalam kompetisi tahun ini, karena ia memulai turnamen dengan poin 0, tidak seperti pemenang lain yang terus mengikuti turnamen dan mengumpulkan CSP selama tahun 2022 sampai 2023 dalam Pokémon Trading Card Game Asia Championship Series.
Kemenangan Adya pun bisa diraih dengan dukungan teman-teman tim dan komunitas Pokémon TCG, karena Adya sempat vakum bermain dari 2021 sampai awal 2023. Sehingga tidak memiliki banyak dek kartu yang sesuai dengan aturan regulasi kompetisi di tahun ini.
“Kalau tidak ada dukungan teman-teman yang bantu membuat dek Pokémon yang sesuai rotasi tahun ini, saya tidak akan bisa ikut bertanding pada tahun ini,” ujar Adya dalam keterangan tertulisnya, Selasa (8/8). Ia memenangkan kejuaraan setelah bertarung 12 jam setiap harinya selama 2 hari acara Championships Indonesia, melawan lebih dari 330 peserta dan 17 round permainan kartu.
Baca juga: Asian Games 2023: Indonesia Satu Grup dengan Korut, Kyrgyzstan dan Taiwan
Adapun Attar, merupakan salah satu dari trainer dengan CSP tertinggi di turnamen Master Division selama 2022–2023 Asia Championship Series. Ia juga merupakan Juara di Indonesia Pokémon Championship tahun 2022 lalu.
Dengan kepiawaiannya dalam bermain kartu Pokémon TCG, Attar pernah mengikuti pertandingan di kota-kota di berbagai belahan dunia, seperti di Amerika Serikat (San Francisco dan Nashville). Kini Attar siap bertanding bersama 6 perwakilan Indonesia lainnya di Yokohama, Jepang.
Ada juga Christian yang juga merupakan salah satu dari pemain dengan CSP tertinggi seperti Attar. Christian yang juga merupakan sahabat masa kecil Attar mulai memiliki ketertarikan dengan dunia Pokémon sejak kelas 6 SD, namun baru mulai serius berkompetisi di umur 15 tahun. Christian dan Attar belajar main kartu Pokémon di local game shop di Jakarta, dituntun oleh seorang mentor pada kala itu.
Lalu ada Jonas dan Darwin, pemain-pemain dengan CSP tertinggi di kategori Master Division selama 2022-2023. Jonas telah menggemari permainan kartu Pokémon sejak di bangku sekolah dasar, ketika kartu Pokémon yang ada masih hanya berbahasa Inggris dengan harga yang tidak murah dan sulit untuk didapat.
Meski telah menyukai permainan ini sejak kecil, Jonas baru serius bertanding turnamen-turnamen regional di umur 18 tahun. Berbeda dengan Jonas, Darwin baru mulai bermain kartu Pokémon di umur yang cukup dewasa, pada umur 29 tahun.
Darwin memulai menekuni permainan kartu Pokémon TCG ketika semua hiburan tutup karena pembatasan aktivitas sosial skala besar kala pandemi. Darwin mulai belajar dari teman-teman komunitas Pokémon di local game store di Surabaya tempat ia tinggal. Meski baru menekuni hobi ini, Darwin menjadi salah satu pemain terbaik Indonesia yang patut diperhitungkan.
Selain pemain dewasa, ada juga 2 pemain muda yang akan bertanding ke Pokémon World Championship Yokohama. Mereka adalah kakak beradik Albert dan Reynard yang berkompetisi di kategori Senior Division di usia 15 dan 12 tahun.
Baca juga: Resmi Hadir di Indonesia, Gamers Antusias Mengantre untuk Dapatkan ROG Ally
Meski sangat muda, kedua bersaudara ini siap bertanding dan percaya diri untuk bersaing dengan trainer dari negara-negara lain. Kepercayaan diri ini tumbuh karena meski Albert dan Reynard masih dalam tingkatan Senior Division.
“Main kartu Pokémon memberikan banyak dampak positif, karena tidak cuma sebagai hobi yang seru, tapi juga bantu menaikkan prestasi nilai akademis kita berdua, khususnya di matematika, karena harus banyak berhitung dan memperhatikan taktik.
Mereka sudah sering bertanding dengan lawan di tingkatan Master Division, karena trainer di level Junior dan Senior di tingkat mereka belum begitu banyak di Indonesia. Dalam berkompetisi, Albert dan Reynard selalu didampingi sang ayah yang juga menyukai permainan Pokémon TCG.
“Adikku Reynard, yang tadinya pemalu jadi semakin berani interaksi dengan banyak orang karena hobi ini bantu memperluas pertemanan kita” cerita Albert, sang kakak dengan antusias.