Purworejo, Gatra.com - Fenomena alam langka berupa gas yang ke luar dari sumur bor, terjadi di Desa Nampu, Kecamatan Purwodadi, Kabupaten Purworejo, Jawa Tengah. Sontak kejadian yang dianggap aneh itu menjadi tontonan warga sejak Minggu malam (06/08).
Hingga Senin sore (07/08), api masih terlihat menyala pada pipa pralon berdiameter 2 inchi di sawah milik Abi Nugroho, warga RT 2 RW 1, Desa Nampu. Setiap musim kemarau, menjadi kebiasaan warga ddsa tersebut membuat sumur bor ntuk mengairi sawah mereka. Karena, setiap musim tanam (MT) 3 sekitar Bulan Juni-Agustus, air irigasi tidak sampai ke wilayah itu.
"Saya membuat sumur bor baru sekitar 10 hari, memakai jasa pengebor Pak Sugiyatmo (juga warga Nampu). Sumur ini sedianya akan saya pakai berdua dengan Pak Abi (pemilik sawah). Namun air tidak ke luar padahal kedalamannya sekitar 16 meter. Lalu kami naikkan jadi sekitar kedalaman 15 meter. Tapi tiba-tiba air muncrat setinggi hampir dua meter melalui pralon," tutur Parmono (58) pemilik sumur bor yang juga Ketua RT 2, Desa Nampu.
Kejadian pertama Minggu malam sekitar pukul 22.30 WIB dan langsung menjadi tontonan warga. Hingga Senin pagi, air keruh berwarna cokelat masih sesekali menyembur. Jika tidak ada air yang muncrat, dari dalam tanah akan terdengar bunyi blubuk-blubuk seperti air mendidih.
Sekitar pukul 08.00 WIB, mulai tercium bau gas. Kemudian ada satu warga yang menyulutnya untuk membuktikan apakah benar-benar gas atau bukan. Hingga malam hari ini, api masih menyala dari pralon sumur bor milik Parmono.
Mengetahui informasi itu, Polisi bergerak cepat mendatangai lokasi dan memasang police line karena dikhawatirkan gas berbahaya. "Iya memang, ada sumur bor yang mengeluarkan gas. Upaya kami adalah memasang police line dan melarang warga mendekati lokasi. Takutnya kalau itu gas beracun," kata Kapolsek Purwodadi, Polres Purworejo, Iptu Ponijo saat dihubungi.
Sementara itu, Kepala Cabang Dinas ESDM Wilayah Serayu Selatan di Kabupaten Purworejo, Panut Priyanto ketika dihubungi melalui telepon menyatakan bahwa gas tersebut tidak berbahaya. "Kita coba pantau, itu nyala kan kalau disulut pakai korek? Nggak apa-apa, tidak berbahaya. Jenisnya gas rawa itu, tidak berbaya. Seperti yang dikembangkan di wilayah Kabupaten Grobogan, Banjarnegara, Sragen dan Karanganyar. Kalau pernah dengar di sumur gas di Mrendowahono kan kasusnya seperti itu. Sekarang justru dikembangkan menjadi kompor-kompor (jarungan gas) masyarakat. Besok reman-teman ESDM akan ke sana ngecek, akan kami teliti, lihat di data geoologinya seperti apa," kata Panut.
Fenomena gas rawa bercampur air di Desa Krendowahono juga muncul karena warga akan membuat sumur bor. Warga pun kemudian memanfaatkan gas tersebut untuk kebutuhan memasak sehari-hari.