Jakarta, Gatra.com- Vena Energy, perusahaan energi terbarukan di Asia Pasifik mengumumkan penandatanganan perjanjian kerangka kerja penting dengan tiga perusahaan untuk ekspansi rantai pasokan energi terbarukan di Indonesia. Mereka adalah Sun tech, Poin, dan REPT Battero.
"Vena Energy jadi produsen energi, partner produksi peralatan dan sistem yang diperlukan untuk hasilkan energi tersebut.
Sumbang pada transisi energi di Indonesia agar bisa swgera terealisasi," kata CEO Vena Energy, Nitin Apte dalam konferensi persnya, Senin (7/8).
Perjanjian Kerangka Kerja ini bertujuan untuk menjajaki potensi pembentukan lini produksi lokal untuk komponen panel fotovoltaik surya dan sistem penyimpanan energi. Komponen-komponen ini juga dimaksudkan untuk mendukung megaproyek hibrida Vena Energy di Pulau Batam yang saat ini sedang dikembangkan.
Proyek ini akan memiliki kapasitas lebih dari 2 GW tenaga surya dan sistem penyimpanan energi baterai yang berpotensi menampung lebih dari 8 GWh energi bersih, menjadikannya salah satu inisiatif energi terbarukan yang paling signifikan di Asia Tenggara.
Sebagai informasi, Suntech adalah produsen modul fotovoltaik dan sel surya silikon kristal. Sedangkan Powin, penyedia platform penyimpanan energi global, perangkat lunak dan layanan jasa yang terintegrasi. Serta REPT Battero, produsen sel baterai untuk sistem penyimpanan energi, untuk ekspansi rantai pasokan energi terbarukan di Indonesia.
Vena Energy telah mendukung Indonesia dalam perjalanan transformasi energi hijau sejak tahun 2015 dengan mengoperasikan lima proyek pembangkit listrik tenaga surya dan angin darat dengan total 114 MW. "Dengan Perjanjian Kerangka Kerja ini, kami ingin berkontribusi secara signifikan terhadap pengembangan rantai pasokan domestik yang produktif di sektor energi terbarukan," kata Nitin.
Sehingga, lanjut dia, hal itu akan mendukung rencana transisi energi Indonesia dan meningkatkan ekonomi lokal dengan menciptakan lapangan kerja, mendorong ekspansi industri, dan membuka peluang ekspor di sektor yang sedang berkembang ini. "Kami berterima kasih kepada Pemerintah Indonesia atas dukungannya yang berkelanjutan, dan kami berharap dapat mempercepat tujuan jangka panjang untuk mencapai rendah karbon dan ketahanan iklim," ujarnya.
Acara penandatanganan yang berlangsung di Jakarta ini juga menjadi ajang penandatanganan perjanjian kemitraan antara Vena Energy dengan Shell Eastern Trading Pte untuk ekspor energi terbarukan yang dihasilkan oleh megaproyek hibrida yang diusulkan Vena Energy ke Singapura.
“Kami sangat senang bekerja sama dengan Vena Energy saat kami menjajaki peluang baru untuk menggunakan energi terbarukan guna membantu pelanggan mengurangi emisi karbon mereka,” kata General Manager, Shell Energy Singapore, Zee Loh.
Di bawah naungan "Long-Term Strategy for Low Carbon and Climate Resilience 2050" yang diumumkan oleh Presiden Joko Widodo pada tahun 2021, Perjanjian Kerangka Kerja ini mendukung aspirasi pemerintah Indonesia untuk menyelaraskan tujuan iklim dengan tujuan nasional dan internasional, menekankan pada pengembangan potensi lokal, meningkatkan literasi iklim, dan mendorong pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan.
Wakil Presiden Penjualan Suntech Power, Eric Li mengatakan, sebagai produsen modul fotovoltaik (PV) terkemuka di dunia, Suntech telah berusaha untuk menghadirkan produk PV berkualitas tinggi, andal, dan hemat biaya selama 22 tahun terakhir. "Kami akan terus mengabdikan diri untuk mendukung perkembangan pasar Indonesia dan memberikan kinerja tertinggi bagi pelanggan,” katanya.
Menurutnya, sebagai tolak ukur kualitas dalam industri fotovoltaik, Suntech juga telah menjadi perwakilan kemampuan pengembangan fotovoltaik China kepada dunia." Dengan melakukan upaya yang stabil di bidang energi terbarukan, kami dapat memungkinkan bisnis mencapai tujuan keberlanjutan mereka, dan berkontribusi pada kemajuan ekosistem hijau dan rendah karbon secara global," paparnya.
Ketua dan CEO REPT Battero, Dr. Cao Hui menyebut bahwa perusahaan induk REPT, Tsingshan Group memulai di pasar Indonesia pada tahun 2009 dengan kawasan industri nikel. Penandatanganan kerangka kerja hari ini menandai langkah lain dalam memperluas rantai pasokan.
"Kami berencana untuk mendirikan pusat manufaktur baterai di Indonesia, dan kami sangat yakin dapat mempercepat pengembangan industri energi terbarukan dan menciptakan landasan yang kokoh yang akan mendukung proyek-proyek Vena Energy di Indonesia, serta proyek-proyek global,” ujar Cao.
Presiden Powin, Anthony Carroll menambahkan, dengan berkolaborasi dalam proyek hibrida transformatif ini, pihaknya tidak hanya mendukung perekonomian Indonesia dengan menciptakan lapangan kerja melalui manufaktur lokal.
"Tetapi kami juga mempercepat perjalanan Singapura menuju tujuan keberlanjutan dan iklim yang ambisius. Bersama-sama, kami membuka jalan menuju masa depan yang lebih bersih dan tangguh untuk semua," jelas Anthony.