
Semarang, Gatra.com – Universitas Islam Negeri (UIN) Walisongo Semarang menghadirkan Prof.dr.Taruna Ikrar,M.Biomed.Ph.D dalam kegiatan Special Lecturer.
Dalam kegiatan ini, Taruna menyampaikan tentang 'Immunotherapy for Brain Cancer'. Kehadirannya di UIN Walisongo memperkuat Distingsi Calon Fakultas Kedokteran UIN Walisongo yaitu Stem Cell . Kegiatan ini dilaksanakan di Ruang Theather Lantai 4 Gedung K.H.Soleh Darat pada Sabtu (5/8) diikuti 200 peserta.
Special Lecturer dibuka oleh Rektor UIN Walisongo Prof.Dr.Imam Taufiq,M.Ag, dan Dekan Calon Fakultas Kedokteran UIN Walisongo dr.Sugeng Ibrahim,M.Biomed,AAM.
Baca Juga: Najwa Shihab Orasi Ilmiah di PBAK UIN Walisongo
Prof.Dr.Imam Taufiq,M.Ag. Rektor UIN Walisongo menyampaikan, kehadiran Prof Taruna ini karena ingin membersamai agar bisa mendiseminasikan hikmah, kontribusi pengabdian yang lebih banyak. Kedokteran dibawah PTKIN bertumbuh sama dengan Perguruan Tinggi lainnya.
“Kedokteran UIN Walisongo nantinya akan melahirkan dokter yang beradab dan humanis dengan distingsi keilmuan Stem Cell. FK UIN Walisongo nantinya menjadi penyempurna Unity of Sciences paradigma kesatuan ilmu dan pengetahuan,” ujarnya.
Dekan Calon Fakultas Kedokteran UIN Walisongo menyampaikan dr.Sugeng Ibrahim,M.Biomed mengatakan, di antara sepuluh munajat manqush yang sering dipanjatkan adalah selamat di dunia, hatinya dan jiwanya, barulah agar sehat tubuhnya.
“WHO menetapkan strandart kesehatan itu sebagai kesehatan jiwa kesehatan raga, dan kesehatan sosial. Ini menjadi alasan mendasar semua FK di dunia ini didirikan.di Indonesia, Tidak ada dikotomi Fakultas Kedokteran dibawah naungan Kemendikbud, Kemenag maupun swasta,” terangnya.
Prof Taruna, katanya, diundang sebagai Special Lecturer karena beliau ini dikenal Pakar stem Cell dunia. “Kenapa meminta hadir, karena distingsi terapi regeneratif,” jelasnya.
Baca Juga: UIN Walisongo Kirim Mahasiswa KKN MIT ke 3 Daerah
Prof Taruna dalam paparannya menyampaikan, penyakit kanker sudah ada dari dahulu tetapi tetap paling sulit diobati. Berbagai usaha dilakukan mulai dari hormon therapy, radio therapy, kemo therapy, dan salah satunya adalah imunotherapy.
Profesor yang mengembangkan Vaksin Nusantara dan Vaksin untuk Alzheimer ini menyampaikan, keilmuan imunotherapy yang merupakan bidang baru 10 tahunan akan tetap berkembang.
“Maka ketika nanti izin FK UIN Walisongo keluar maka akan menjadi teradvance di dunia karena yang dikembangkan sangat spesifik dan ilmu masa depan,” tandasnya.