Jakarta, Gatra.com - Pengamat politik Saiful Mujani menilai arah dukungan politik Presiden RI Joko Widodo akan memberikan efek dalam Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024 mendatang. Hal itu, kata Saiful, tergambar dari tingginya tingkat kepuasan publik terhadap kinerja Jokowi selama menjabat sebagai kepala negara.
Saiful mengatakan, meski tingkat kepuasan terhadap kinerja Jokowi menurun sekitar 4 persen pada bulan Juni 2023, namun masih ada sebanyak 77,3 persen masyarakat yang mengaku puas dengan kinerja Jokowi.
Menurut Saiful, angka tersebut masih sangat tinggi dibandingkan jumlah masyarakat yang menyatakan tidak puas.
Baca Juga: Saiful Mujani sebut Sentimen Gender di Kalangan Pemilih Masih Kuat Jelang Pilpres 2024
"Ini yang menjadi faktor kalau orang yang menilai positif Pak Jokowi dan kemudian Pak Jokowinya memihak pada satu calon tertentu, maka orang-orang yang positif sama Pak Jokowi itu akan cenderung mendukung calon-calon yang akan didukung oleh Pak Jokowi," jelas Saiful Mujani dalam tayangan 'Bedah Politik: Efek Jokowi di Pemilihan Presiden 2024' di kanal YouTube SMRC TV, Kamis (3/8).
Meski dinilai sebagai suatu hal krusial, Saiful mengatakan bahwa publik sampai saat ini masih belum mengetahui persis apakah pilihan Jokowi telah merujuk ke satu nama.
Menurutnya, Jokowi belum memberikan sinyal konklusif terkait arah dukungan tersebut.
"Jadi, setidaknya kalau kita baca di media, minimal ada klaim dari masing-masing pendukung calon. Pendukung calon Pak Prabowo (Subianto) mendukung Pak Jokowi [untuk] mendukung Prabowo. Demikian juga pendukung Ganjar [mengatakan] Pak Jokowi mendukung Ganjar," urainya.
Saiful menyebut, bukti lain yang dapat mendeskripsikan efek Jokowi jelang pesta demokrasi itu adalah baliho-baliho yang kini mulai terpasang di sejumlah daerah. Salah satu yang disorotinya adalah baliho bergambarkan Prabowo bersama Jokowi.
Baca Juga: Pengamat Sinyalir Dukungan Jokowi Lebih Kuat ke Prabowo-Erick
"Nah, jadi dengan sadar, bahwa mengidentikkan diri dengan Pak Jokowi itu ada nilai positifnya untuk Pak Prabowo, dan saya kira, apalagi Pak Jokowi ketika ditanya, bagaimana soal atribut-atribut yang memasang Pak Jokowi dengan Pak Prabowo. Pak Jokowi kan jawabnya tidak melarang," tutur Saiful.
Di samping itu, Saiful juga menyoroti kehadiran Jokowi ketika PDI Pejuangan mendeklarasikan Ganjar Pranowo sebagai bakal calon presiden (bacapres) usungan partai pada April 2023 silam.
Ia juga menggarisbawahi beberapa pernyataan Jokowi yang lebih normatif seperti 'harus menang' ataupun 'harus semangat' dibanding ungkapan dukungan secara eksplisit terhadap Gubernur Jawa Tengah itu.
"Mungkin itu tidak bisa Pak Jokowi atau tidak masuk di dalam cara dia mengomunikasikan tujuan politiknya. Mungkin [karena posisinya sebagai Presiden]. Saya kira unsur itu juga dihitung. Namun demikian, itu membuat pemilih tidak begitu tahu," kata Saiful.
Arah dukungan Jokowi yang 'abu-abu' itu membuat arah pilihan masyarakat yang mengaku puas dengan kinerja Jokowi menjadi terpolarisasi. Hal itu, kata Saiful, membuat tidak semua pendukung Jokowi bersepakat dalam menentukan sosok yang didukung Jokowi.