Timika, Gatra.com- Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Muhadjir Effendy bergerak cepat menangani bencana kekeringan dan kelaparan yang terjadi di Distrik Agandugume, Lambewi, dan Oneri, Kabupaten Puncak, Provinsi Papua Tengah, Rabu (2/8) menindaklanjuti arahan Presiden Jokowi.
Muhadjir bersama Kepala BNPB Suharyanto menyerahkan bantuan logistik kepada masyarakat di Bandara Mozes Kilangin Timika. Rabu (2/8). Penyerahan bantuan disaksikan Bupati Puncak Wilem Wandik. Semula bantuan akan diserahkan langsung ke lokasi bencana di Distrik Agandugume. Tetapi sayang terkendala cuaca yang tidak memungkinkan untuk penerbangan ke Kabupaten Puncak.
Bantuan yang diserahkan antara lain, Dana Siap Pakai (DSP) berupa dukungan logistik, peralatan untuk penanganan darurat bencana kelaparan. Rincian bantuan yang diberikan oleh Menko PMK dalam kesempatan itu antara lain, beras 50 ton, makanan siap saji 10.000 paket, rendang kemasan 3.000 paket, susu protein 3.000 paket, sembako 3.000 paket, tenda gulung 2.000 pcs, selimut 10.000 pcs, matras 2.000 pcs, kasur lipat 2.000 pcs, pakaian anak 2.000 pcs, pakaian dewasa 2.000 pcs, tenda pengungsi 4 unit, genset 20 unit, dan motor trail 3 unit.
"Saya harapkan kerja sama di tempat ini betul-betul tidak ada gangguan di lapangan termasuk kita mengirim barang bantuan agar betul-betul sampai pada mereka yang membutuhkan," ujarnya.
Ditegaskan, bantuan lainnya juga telah disalurkan oleh pihak kementerian Sosial, BNPB, dan TNI. Dia berharap seluruh pihak termasuk swasta bisa ikut membantu dalam penanganan bencana yang terjadi di Kabupaten Puncak Papua Tengah.
"Kita harapkan bisa saling melengkapi bantuan dari TNI, Kemensos, BNPB dan pihak swasta seperti PT Freeport dan perusahaan swasta lainnya bisa berpartisipasi. Ini betul-betul untuk menyelamatkan saudara kita yang ada di tiga distrik agar terlepas dari bencana yang sangat tidak kita inginkan," jelasnya.
Lumbung Pangan
Menurut Muhadjir, musim kemarau dan kekeringan di Kabupaten Puncak Papua Tengah selalu terjadi periodik di pertengahan tahun mulai dari Bulan Mei, Juni, dan Juli. Dia menerangkan, setiap datangnya musim kering dan fenomena embun beku, maka akan berdampak pada gagal panen tanaman pangan, serta kekurangan bahan makanan dan air bersih.
Dari diskusi Menko PMK dengan Kepala BNPB, Bupati Kabupaten Puncak, dan Pangdam Cendrawasih maka solusi alternatif yang mengemuka adalah pembangunan lumbung pangan untuk persediaan makanan penduduk selama musim kemarau terjadi.
"Gambaran sementara kita akan membangun semacam lumbung pangan di Distrik Agandugume di dekat bandara. Dengan begitu kita bisa mengantisipasi pada bulan sebelum Mei kalau bisa sudah ada stok bahan pangan yang disupply BNPB dan Kemensos. Sehingga pada saat terjadi bencana yang periodik ini otomatis bisa teratasi," jelasnya.
Lebih lanjut, Muhadjir menyampaikan, rencana tersebut akan dilaporkan pada Presiden Jokowi dan akan dilakukan kajian yang lebih cermat sampai menjadi bagian antisipasi permanen dalam menghadapi fenomena periodik di Kabupaten Puncak. Kemudian juga akan ditempatkan aparat keamanan yang akan mengawasi lumbung dan memantau penyaluran stok pangan saat dibutuhkan.
"Akan kita laporkan kepada Bapak Presiden, kita bentuk kajian yang lebih cermat lagi. Tapi gambaran sementara kita akan membangun semacam lumbung pangan di Agandugume di dekat bandara yang posisinya strategis untuk bisa dijangkau 3 distrik itu," ujarnya.
Kemudian, untuk merealisasilan rencana tersebut, keterbatasan pengangkutan logitik karena medan yang sulit, dan juga kendala cuaca masih menjadi permasalahan. Untuk segi keamanan Bupati Puncak Wilem Wandik telah memberikan jaminan.
Muhadjir berharap kerja sama semua pihak untuk membantu kelancaran pengiriman bantuan logistik dari pemerintah. Karenanya dia berharap seluruh pihak bisa bahu membahu dan melancarkan proses penanganan musim kemarau di tiga distrik Kabupaten Puncak yang akan menyelamatkan nyawa masyarakat.