Home Politik Pengamat Ragukan Kemunculan Poros Keempat di Pilpres 2024

Pengamat Ragukan Kemunculan Poros Keempat di Pilpres 2024

Jakarta, Gatra.com - Pengamat politik dari Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), Firman Noor, meragukan kemunculan poros keempat dalam Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024 mendatang. Menurutnya, kandidasi calon presiden (capres) saat ini telah mengerucut pada tiga nama, yakni Prabowo Subianto, Ganjar Pranowo, dan Anies Baswedan.

"Kalau kemungkinan dalam dunia politik ya tidak tertutup ya, tapi saya meragukan itu, karena itu sangat buang-buang energi dan buang-buang uang, karena hasil perkembangan terakhir ya semakin mengerucut ke nama tiga orang itu. Saya kira itu sudah disadari oleh banyak partai," ujar Firman Noor ketika dihubungi pada Rabu (2/8).

Seperti diketahui, isu tersebut mencuat usai adanya wacana untuk menduetkan Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto dan Ketua Umum PAN Zulkifli Hasan sebagai alternatif pasangan calon di luar tiga kandidat utama tadi.

Di samping itu, Partai Golkar saat ini tengah diterpa kisruh wacana Musyawarah Nasional Luar Biasa (Munaslub), yang muncul usai Dewan Pakar Golkar menggelar rapat pleno yang merekomendasikan Airlangga untuk membentuk poros baru di luar koalisi yang sudah ada saat ini, mendeklarasikan diri sebagai capres dan menunjuk calon wakil presiden (cawapres), serta menyelenggarakan program Airlangga Hartarto Menyapa Rakyat demi memenangkan Pemilihan Legislatif (Pileg) dan Pilpres 2024.

"Kalau sekadar untuk meramaikan dan tidak mendapatkan respons masyarakat, itu suatu risiko yang harus ditanggung, dan apakah Golkar mau menanggung itu?" Ujar Firman.

Ia pun menyoroti langkah yang harus Golkar ambil apabila memutuskan untuk membangun poros keempat itu. Salah satunya adalah berkomunikasi dengan partai lain untuk berkoalisi demi memenuhi angka Presidential Threshold sebanyak 20 persen, sehingga Golkar dapat mengusung kandidat capres-cawapres.

"Nah, tentu saja partai potensial kan akan melihat dulu barang dagangannya, ini laku enggak dijual. Kalau kemudian ternyata sangat jauh dan bertarung hanya untuk kalah, saya kira mereka akan pikir-pikir dulu untuk mencari potensial kandidat yang memang lebih menjanjikan," kata Firman.

Oleh karena itu, dalam hemat Firman, akan lebih realistis apabila Partai Golkar saat ini mengambil langkah untuk bergabung dengan poros-poros yang saat ini sudah terbentuk. Tiga di antaranya adalah koalisi Gerindra-PKB yang mengusung Prabowo, koalisi NasDem-Demokrat-PKS yang mengusung Anies, serta PDI Perjuangan-PPP yang mengusung Ganjar Pranowo.

20