Padang, Gatra.com - Ratusan masyarakat Nagari Air Bangis, Pasaman Barat melakukan unjuk rasa terkait konflik agraria di depan Kantor Gubernur Sumatera Barat (Sumbar), pada, Selasa (1/8).
Mereka menuntut hak kebebasan kepada Pemerintah Provinsi Sumbar atas pemukiman dan pertanian di kawasan Hutan Tanaman Rakyat (HTR) daerah setempat. Alasannya, karena kawasan itu udah ditempati sejak puluhan tahun silam.
Tak hanya masyarakat Jorong Pigogah Patibubur, unjuk rasa ini juga dihadiri sejumlah mahasiswa. Hanya saja, dalam orasinya awak media disebut tak diperbolehkan memvideo atau memoto kegiatan aksi tersebut.
"Bapak Ibu, perhatikan sekeliling kita. Mohon dipagar, jangan sampai ada yang masuk ke lingkungan kita. Media-media dilarang mengambil video dan memoto aksi kita, jangan-jangan mereka penyusup," tegas seorang orator memakai jaket almamater UIN Imam Bonjol Padang.
Usai orator, Gatra.com langsung mengkonfirmasi ke pihak yang bersangkutan. Kendati sempat berkilah tidak pernah melarang awak media, namun mahasiswa yang diketahui bernama Noval itu akhirnya mengaku khilaf dan meminta maaf.
"Mohon maaf Bang, jika kalimat kami menyinggung kawan-kawan media. Kami tidak bermaksud melarang untuk meliput aksi ini," ungkapnya.
Dia juga beralasan, kalimat larangan yang dilontarkan saat orator karena khawatir adanya penyusup. Apalagi menurutnya sudah banyak peserta yang menghilang setelah aksi sehari sebelumnya. Hal itu terlihat dari jumlah peserta aksi yang makin sedikit.
"Banyak masyarakat peserta yang hilang satu per satu, Bang. Kemarin jumlahnya lebih banyak, sekarang berkurang. Apalagi kemarin ada pihak provokator dari dalam," tambah Robi, rekan Noval saat dikonfirmasi.
Sementara itu, Fardian Pratama, seorang mahasiswa STAI Pasaman Barat saat orasi meminta Gubernur Sumbar, Mahyeldi hadir menjumpai masyarakat Air Bangis. Terutama untuk menyelesaikan konflik agraria di daerah setempat.
"Katanya gubernur kita ini orang alim, dipanggil buya, tapi ditemui warganya tidak mau. Berarti Pak Mahyeldi belum pantas jadi gubernur Sumbar," ujarnya.
Selain itu, Fardian juga merasa kecewa atas ketidakpedulian pihak Pemprov Sumbar atas kehadiran ribuan masyarakat Air Bangis ini. Terlebih lagi, mereka datang dari daerah yang jauh, membawa anak, balita, dan orang tua dalam aksi ini.
"Kita sudah datang baik-baik tak dianggap. Kita orang ini Pasaman bisa baik, tapi juga bisa lebih keras. Kapan perlu kita bakar Kantor Gubernur ini, karena dibangun dengan uang rakyat, uang kita," tegasnya.
Untuk diketahui, ini aksi hari kedua yang dilakukan ratusan masyarakat Jorong Pigogah Patibubur, Nagari Air Bangis, Kecamatan Sungai Beremas, Kabupaten Pasaman Barat. Mereka datang menuntut hak kebebasan di atas kawasan HTR yang ditetapkan pemerintah, karena susah dihuni bertahun-tahun.