Semarang, Gatra.com - Mengobarkan kembali semangat cinta kebudayaan Indonesia, Pasar Senggol kembali digelar di Grand Candi Hotel Semarang, Sabtu (29/7).
Acara yang dikenal sebagai Festival Kuliner, Kebudayaan serta Rekreasi Keluarga tersebut dihadiri oleh ratusan pengunjung yang hendak mengikuti acara.
Festival Budaya di Pasar Senggol dimeriahkan dengan Gathering Kebaya Senggol yang memuat kegiatan kebudayaan yang menghibur. Pada kesempatan kali ini, pengunjung diajak untuk mengikuti tata cara menggunakan jarik, bermain permainan tradisional teklek hingga menari bersama bagi pengunjung yang menggunakan baju tradisional kebaya.
Baca Juga: Grand Candi Lestarikan Budaya Lewat Pasar Senggol
Ketua Komunitas Diajeng Semarang, Maya Dewi mengatakan kegiatan Pasar Senggol ini untuk menekankan pentingnya melestarikan identitas kebudayaan Indonesia terutama kepada generasi muda salah satunya melalui sesuatu yang sederhana dan kita gunakan sehari-hari, yaitu fashion atau pakaian.
Pasar Senggol menjadi festival yang mendorong generasi muda untuk dapat melestarikan warisan budaya Indonesia yang juga menggabungkan edukasi budaya, kuliner dan eksplorasi fashion.
Pasar Senggol Grand Candi Hotel juga ikut menyemarakkan pekan Hari Anak Nasional dengan berbagai lomba-lomba yang dikhususkan anak melalui Sesi ‘Kids Days Out’ yang dimotori oleh Brainskill EO.
Berbagai lomba seperti lomba cerdas cermat, melukis dengan tema permainan tradisional, mewarnai motif batik, menyanyi hingga tari tradisional diikuti oleh peserta dengan antusias.
Public Relations Grand Candi Hotel, Immanuel Teja Kumala menjelaskan bahwa Pasar Senggol ini adalah sebuah wadah potensial yang butuh diisi oleh konten-konten kebudayaan yang edukatif namun tetap menarik untuk diikuti oleh generasi muda.
Oleh karena itu, Pasar Senggol menggandeng komunitas hingga instansi yang ada di Semarang untuk turut berpartisipasi dalam acara Pasar Senggol. Antara lain, Pasar Senggol telah didukung langsung oleh Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Semarang serta berkolaborasi dengan Komunitas Diajeng Semarang.
Immanuel Teja mengaku senang dengan animo masyarakat yang luar biasa di Pasar Senggol kali ini, dan ikut bahagia jika tren festival budaya seperti Pasar Senggol juga diselenggarakan oleh pelaku pariwisata lainnya.
“Ke depannya, kami ingin mengajak banyak komunitas-komunitas lain yang ikut berkolaborasi untuk membuat Pasar Senggol Grand Candi Hotel lebih meriah tetapi tetap sarat nilai kebudayaan,” katanya.
Selain kegiatan kebudayaan, pengunjung Pasar Senggol juga disuguhkan berbagai jajanan kuliner khas hingga kerajinan-kerajinan unik dari UMKM lokal. Menjadikan Pasar Senggol sebagai tempat bertransaksi yang unik