Home Ekonomi CCO Rucika Sarankan Gunakan Pipa Warna Ini, Ini Penjelasannya

CCO Rucika Sarankan Gunakan Pipa Warna Ini, Ini Penjelasannya

Jakarta, Gatra.com – Ada beberapa warna pipa paralon atau pipa air di Indonesia. Awalnya, masyarakat Indonesia hanya mengenal bahwa pipa paralon identik dengan warna abu. Tapi saat ini, ada juga warna putih hingga hijau mencolok.

Lantas sebaiknya menggunakan pipa berwarna apa untuk instalasi pipa air di rumah Anda Chief Commercial Officer (CCO) Rucika, Pepy Alamsjah, ditemui di Jakarta pada akhir pekan ini, memberikan penjelasan.

“[Warna] menentukan, ada standar antara putih dan abu-abu. Abu-abu boleh enggak sih? Boleh, tapi putih ini memaksa produsen menggunakan bahan virgin, resin yang betul-batul baru, bukan recycle dan tidak dicampur dengan kapur,” katanya.

Sedangkan mengapa warna abu-abu, lanjut Pepy, ternyata Jepang mempunyai standardisasi tersendiri mengenai warna pipa air, yakni Global Japan Institute Plant Maintanance (JIPM). “Kenapa abu-abu, karena munurut mereka standarnya,” kata dia.

Sedangkan warna hijau mencolok, lanjut Pepy, itu untup pipa air panas. Namun demikian, saat ini tidak ada spesifik warna tertentu yang mengkhususkan untuk fungsi tertentu karena ada standardisasi tersendiri yang dipenuhi.

“Sekarang apakah harus hijau, tidak juga. Jadi ada warna karena peraturan pemerintah dan ada warna itu untuk kita membedakan,” ujarnya.

Begitupun ketika ditanya lebih jauh apakah warna abu-abu misalnya untuk air bekas dan warna putih untuk instalasi air bersih, Pepy menyampaikan, tidak spesifik demikian karena masing-masing memenuhi standardisasi yang ditetapkan. Hanya saja, warna putih menuntut produsen untuk menggunakan bahan yang virgin.

“Saat ini putih dan abu-abu masih tercampur karena ?standardisasi saja. Jadi dua-duanya bisa dipakai. Tapi kita edukasinya untuk rumah pakai yang putih,” katanya.

Ia menjelaskan, selama 50 tahun Rucika berkiprah sebagai produsen pipa air, pihaknya juga melakukan edukasi soal jenis-jenis pipa dan warnanya, terkhusus yang warna putih.

“Mula-mula ada edukasi pipa putih, dulu semua pipa itu abu-abu. Jadi orang Indonesia itu yang penting abu-abu, kuat kesannya,” kata dia.

Ia mengungkapkan, pipa putih itu yang paling baik karena kualitasnya, yakni menggunakan bahan virgin. “Itu edukasi pertama, kalau pipa putih itu sudah pasti Rucika. Sekarang di Indonesia sudah mengenal pipa putih. Kalau dulu mungkin zaman? orang tua kita, itu abu-abu,” ujarnya.

Adapun makna 50 tahun Rucika berkiprah memenuhi kebutuhan pipa air masyarakat Indonesia, Pepy menjelaskan, usia setengah abad ini bukan hanya sejarah, umur, dan milestone atau pencapaian.

“Tapi yang utama adalah 50 tahun itu membuktikan komitmen kita atas kualitas, pengembangan, pelayanan, dan mengalirkan kebahagian,” katanya.

Makanya, lanjut Pepy, pihaknya tetap mengusung tagline di mana air mengalir sampai jauh. “Bukan hanya airnya saja yang mengalir, tapi supaya keluarga Indonesia mendapatkan air yang layak, bersih, yang sesuai sehingga dapat memberikan kenyamanan dan kebahagian,” katanya.

Selain itu, ujar Pepy, pihaknya terus menjadi yang terlengkap di industri pipa Tanah Air, mulai dari varian terkecil hingga yang terbesar. Bahkan di ibu kota baru pun pihaknya turut ambil bagian.

“Terlengkap varian untuk seluruh kebutuhan sebagai solusi total sistem perpipaan dengan kategori pipa, fitting, dan lem,” ujarnya.

Kemudian, soal kualitas. Menurut Pepy, Rucika merupakan produk asli Indonesia atau anak bangsa berkualitas dunia. Ini berdasarkan sejumlah penghargaan dari luar negeri, termasuk salah satunya dari Jepang Institute Pipe Maintanance.

“Ini adalah salah satunya di Indonesia bahan bangunan yang mendapat awarding. Itu berarti standar Jepang yang juga diakui global,” katanya.

Pepy menyampaikan, produk pihaknya juga merupakan satu-satunya digunakan masyarakat Indonesia dari Sabang sampai Merauke, dari rumah landed house sampai high risk dan dari kota sampai desa.

“Bersama partner kami mendistribusikan produk Rucika dari Sabang smapai Merauke, dari kota sampai desa untuk semua kebutuhan, sehingga setiap rumah ada Rucika,” ujarnya.

88