Jakarta, Gatra,com - Bertempat di RMIT Capitol Theatre, Melbourne VIC, Australia, Ikatan Keluarga Alumni Universitas Islam Indonesia (IKA UII) bekerjasama dengan Konsulat Jenderal RI Melbourne dan Perwira inc menggelar pementasan teater Ande-Ande Lumut pada hari ini, Sabtu 29 Juli. Acara ini adalah bagian dari promosi kekayaan budaya nusantara di Australia.
Dalam pementasan ini, Sekretaris Jenderal IKA UII, Ari Yusuf Amir berperan sebagai Raja Jenggala. Sementara Ande-Ande Lumut diperankan oleh mahasiswa Melbourne University, yaitu Diva Eldyn Rizieq Yusuf yang juga anak dari Ari Yusuf Amir.
“Saya cukup antusias dengan acara ini, karena kami (IKA UII) memang memiliki kepedulian besar mempromosikan kekayaan seni dan budaya nusantara di dunia internasional, termasuk Australia,” kata Ari Yusuf Amir dalam rilisnya, Sabtu (29/7)
Ari menjelaskan, kisah Ande-Ande Lumut dalam pementasan ini memiliki nilai-nilai luhur yang bersifat universal. “Kita ingin mendakwahkan nilai-nilai luhur yang bersifat universal yang tersemai dalam hikayat rakyat, sebagaimana tercermin dalam cerita Ande-Ande Lumut,” ujar pengacara senior dan Doktor ilmu hukum dari UII Yogyakarta ini.
Selain pementasan Ande-Ande Lumut, kehadiran rombongan DPP IKA UII ke Australia juga dalam rangka melantik Pengurus Dewan Pimpinan Wilayah Luar Negeri (DPW-LN) IKA UII di Austalia. Pengurus yang dilantik di antaranya, Ketua DPW LN IKA UII Australia Sulistyawan Wibisono, Sekretaris, Firman Prakasa Alam dan Bendahara, Andi Eka Pradiana Yulia.
Kisah Ande-Ande Lumut adalah hikayat rakyat dari daerah Jawa Timur yang sangat popular dan syarat nilai. Mengisahkan tentang perjalanan pangeran dan seorang putri raja mencari jati diri dan cinta sejati ditengah kecamuk perang dua kerajaan besar, Jenggala dan Kediri.
Alur ceritanya, Kerajaan Jenggala dan Kerajaan Kediri dahulu adalah kerajaan Kahuripan. Terpecah karena perang saudara. Raja Kediri berhasrat menghidupkan Kembali kejayaan kerajaan Kahuripan. Langkahnya dengan menikahkan anaknya, Raden Panji Asmorobangun dengan Dewi Sekartadji, putri Kerajaan Jenggala yang memang saling mencintai.
Mulanya Raja Jenggala menerima pinangan untuk putrinya dari Kerajaan Kediri, namun istrinya yang merupakan Ibu Tiri dari Dewi Sekartadji tidak rela. Si Ibu Tiri yang picik ini khawatir kalau pernikahan itu terjadi maka kekuasaan akan sepenuhnya berada di tangan Dewi Sekartadji, dan ia akan kehilangan previllagenya di Istana. Ia hanya ingin putri kandungnya yang bernama Candra Kirana yang dijodohkan dengan Sang Pangeran.
Ibu tiri Dewi Sekartadji lalu menghasut Raja Jenggala agar mengagalkan pernikahan itu. Ia menghasut bahwa proposal pernikahan itu hanyalah tipu daya Kerajaan Kediri untuk menguasai dan mengambil alih Kerajaan Jenggala.
Raja Jenggala yang tadinya menerima pinangan itu menjadi ragu. Ia lalu memerintahkan perang dengan kerajaan Kediri. Terjadilah perang besar, ditengah kecamuk perang, Raden Asmorobangun dan Dewi Sekartadji terpisah, keduanya tersesat di hutan. Dewi Sekartadji ditemukan oleh Nyai Intan, Wanita kaya yang hidupnya hedon dan memiliki tiga putri sombong, Klenting Merah, Klenting Hijau dan Klenting Biru.
Dewi Sekartadji lalu diajak tinggal dirumahnya dan dijadikan sebagai pembantu yang diperlakukan sewenang-wenang. Ia diberi nama Klenting Kuning. Sementara Raden Asmorobangun ditemukan oleh Mbok rondho yang penolong dan baik hati. Raden Asmorobangun lalu diberi nama “Ande-Ande Lumut” dan diajak tinggal dirumahnya.
Untuk mencari cinta sejatinya, Ande-Ande Lumut membuat sayembara pernikahan. Anak Nyai Intan (Klenting Merah, hijau dan Kuning) datang mengikuti sayembara tetapi ditolak oleh pangeran. Klenting kuning yang dihambat datang oleh Nyai Intan, akhirnya bisa datang dengan bantuan Bangau. Disinilah cinta sejati itu dipertemukan, keduanya akhirnya menikah dan menyatukan dua kerajaan besar.