Jakarta, Gatra.com – Project Director Labuan Bajo Maritime Fetival (LBMF), Michael Wahyu Irawan, mengatakan, LBMF tahun ini menyajikan nuansa maritim Labuan Bajo masa lampau, kini, dan nanti sebagai menu utama.
Michael dalam keterangan pers, Rabu (26/7), menjelaskan, LBMF yang juga masuk dalam Karisma Event Nusantara (KEN) 2023 Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemanparekraf).
Pria yang sempat menjadi ketua Tim Bajoe Baroe (pemenang ide event dalam Ideathon 2022) tersebut lebih lanjut menjelaskan, LBMF tahun ini merupakan salah satu event hasil kurasi ide dalam Program Ideathon 2022 #ItstimeforLabuanBajo yang diselenggarakan Badan Pelaksana Otorita Labuan Bajo Flores (BPOLBF). LBMF tahun ini merupakan gagasan tim researcher Bajoe Baroe.
“Tahun 2023 ini, LBMF menawarkan tema perjalanan Labuan Bajo di tiga masa, yaitu masa lampau, kini, dan nanti yang kami coba tampilkan dalam panel-panel yang dapat dilihat di lokasi festival sesuai data sejarah Labuan Bajo yang dihimpun tim researcher kami,” ujarnya.
Selain dari panel-panel tersebut, agenda-agenda dalam LBMF juga kental akan nuansa pesisir Labuan Bajo dengan tetap menunjukkan budaya Manggarai yang juga terdiri dari masyarakat pegunungan.
“Agenda festival secara umum terbagi dalam beberapa bagian, seperti Kronik Maritim Tiga Masa, Maritime Night Market, Family Fiesta, Cultural Exhibition seperti Toto Kopi, Animal Pop Komodo, dan Maritime Sport,” katanya.
Ia mengungkapkan, salah satu yang menarik dari LBMF kali ini adalah adanya Toto Kopi. Ini sengaja dihadirkan karena Labuan Bajo seperti melting pot, banyak orang bertemu, melebur, dan tinggal di sini, baik masyarakat pesisir maupun pegunungan.
“Toto Kopi yang identik dengan masyarakat pegunungan juga menjadi bagian menyatu yang sudah sejak lama juga ada di Labuan Bajo,” katanya.
Berbeda dari tema tahun sebelumnya, pihak penyelenggara berharap agar nuansa Labuan Bajo sebagai daerah maritim sejak dahulu, kini, dan nanti dapat dirasakan tidak hanya oleh masyarakat Labuan Bajo, tetapi juga wisatawan.
LBMF juga diharapkan menjadi motor penggerak event-event berkualitas dan tematik asli Labuan Bajo yang lahir dari gagasan lokal. Kemenparekraf dan BPOLBF mendukung penyelenggaraan selama dua session LBMF diharapkan dapat menjadi motor untuk pengembangan event-event berbasis kualitas dan nuansa tematik.
Tidak hanya dari konsep baharinya, kata dia, tetapi juga mendorong lebih banyak lagi komunitas untuk menyelenggarakan event berkelanjutan lainnya secara konsisten tiap tahun dengan berbagai tema berbeda dan mengangkat kearifan dan keaslian lokal.
“Melalui penyelenggaraan event-event berkelanjutan, yang secara konsisten diadakan tiap tahun harapannya bisa menciptakan banyak lapangan pekerjaan baru,” kata Shana, Direktut Utama (Dirut) BPOLBF.
Menurut dia, dengan begitu ekosistem event asli daerah akan terbentuk, antara lain dengan lahirnya pelaku usaha baru yang bergerak di bidang event, seperti production house, tim produksi, dan Tim EO yang terlatih dan profesional di Labuan Bajo.
LBMF sebagai event yang lahir dari, oleh, dan untuk komunitas di Labuan Bajo, ujar Shana, diharapkan ke depannya bisa menjadi atraksi yang rutin terselenggara untuk melengkapi daya tarik di destinasi wisata yang bermuara bukan hanya pada peningkatan ekonomi masyarakat, tetapi sekaligus menjadi aktivitas alternatif bagi wisatawan.
“Event di Labuan Bajo tidak hanya sebagai signature atau identitas tetapi juga untuk mendatangkan wisatawan serta mengaktifasi kegiatan yang lebih dari sekadar mengandalkan wisata alam,” katanya.
Ia mengungkapkan, event ini telah terbukti meningkatkan dampak ekonomi, sosial, dan sekaligus memperkenalkan destinasi menjadi sebuah daya tarik untuk dikunjungi dan alasan kenapa wisatawan harus datang ke sebuah destinasi.