Home Nasional Perisai Gelar Sayembara Kritisi Pernyataan Pejabat Suka Film Porno

Perisai Gelar Sayembara Kritisi Pernyataan Pejabat Suka Film Porno

Jakarta, Gatra.com – Pimpinan Pusat Wanita Pertahanan Ideologi Sarekat Islam (PP Wanita Perisai) menggelar “Sayembara Nasional Karya Tulis, Video Pendek, dan Meme Bertema Kontroversi Ganjar Pranowo Soal Video Porno”. Hadiah lomba ini relatif menggiurkan yakni Rp50 juta.

Ketua Umum (Ketum) PP Wanita Perisai, Megawaty, dalam konferensi pers di kantornya bilangan Menteng, Jakarta Pusat (Jakpus), Selasa (25/7), menyampaikan, pihaknya menggelar sayembara atau lomba kreativitas tersebut untuk mengkritisi pengakuan Ganjar Pranowo soal porno.

Ia menjelaskan, Ganjar secara terang-terangan mengungkapkan suka nonton video porno dalam podcast YouTube Deddy Corbuzier. Adapun ungkapan tepatnya, “...salah saya di mana kalau saya nonton gambar porno, film porno. Wong saya suka kok,” ujar Megawaty mengutip ucapan Ganjar.

PP Perisai, lanjut Megawaty, menilai bahwa pernyataan itu sangat berbahaya karena Ganjar menyampaikan itu sebagai pejabat publik, yakni Gubernur Jawa Tengah (Jateng). Ucapan tersebut tidak lepas dari posisi jabatannya tersebut. 

Terlebih lagi, kata dia, Ganjar tidak pernah meralatnya hingga resmi diusung sebagai bakal calon presiden (Bacapres) untuk berlaga di Pilpres 2024.

“Jika Ganjar bertanya, salahnya di mana, ya salahnya karena dia mengungkapkan itu bukan sebagai orang biasa, tapi sebagai pejabat publik yang sudah pasti akan berimplikasi panjang terhadap publik atau rakyat,” ujarnya.

Terlebih lagi, jika dikaitkan dengan posisinya sekarang sebagai bacawapres. Sangat wajar jika publik mengkhawatirkan pengakuan terbuka itu. Pasalnya, pernyataan itu bisa diartikan memberikan angin segar atau ruang kepada industri pornografi saat nanti terpilih.

“Karena itulah, bagi kami, khususnya kaum wanita merasa terganggu dan khawatir terhadap pengakuan Ganjar Pranowo tersebut,” katanya.

Sebagai ibu-ibu dan emak-emak, Wanita Perisai tidak ingin pengakuan Ganjar tersebut dianggap sebagai hal sepele oleh publik, khususnya anak-anak muda para penerus bangsa, sebagai sinyal yang memberikan ruang bebas dan liar terhadap pornografi.

“Apalagi dalam konteks temuan sejumlah data penting dari berbagai lembaga resmi pemerintah, sebut saja data Kominfo RI, ada 1,1 juta konten pornografi di internet sejak 2021,” ujarnya.

Menurutnya, demikian pula data Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak bahwa ada 66,6% anak laki-laki dan 62,3% anak perempuan di Indonesia yang menonton video porno atau pornografi.

“Data tersebut harusnya tidak boleh dianggap sepele karena menyangkut masa depan generasi muda kita,” ujarnya.

Bahkan kalau bicara efek dari pornografi, sejumlah penelitian yang scientific pun belakangan ini mengungkapkan temuan yang cukup mengerikan, salah satunya disampaikan dr. Prima Progestian, SpOG.

“Menurutnya, secara biologis efek adiksi hobi nonton porno itu mirip dengan orang yang? terindikasi Narkotika, yaitu sangat memengaruhi neuro transmitter di otak,” katanya.

Berdasarkan sejumlah data-data dan fakta di atas, lanjut Megawaty, PP Wanita Perisai mempunyai tanggung jawab moral untuk ikut menyuarakan dan mengampanyekan ancaman pornografi dengan berbagai cara atau model.

“Salah satunya kampanye antipornografi itu kami kemas dalam bentuk Sayembara Nasional dengan tiga kategori, yaitu Karya Tulis, Video Pendek, dan Meme bertema: Kontroversi Ganjar Soal Video Porno,” ujarnya.

Sedangkan kalau publik mengaitkan sayembara atau lomba tersebut terkait kontestasi politik Pilpres 2024 dan mengapa hanya soal Ganjar, Megawaty mengatakan, itu sangat wajar karena jelang pesta demokrasi nasional lima tahunan.

Ia menegaskan, justur sebagai salah satu elemen bangsa, pihaknya mengajak bahkan menantang elemen lain untuk juga menyuarakan sikap serupa dengan isu berbeda jika ada capres ?dianggap berpotensi mengancam masa depan bangsa. 

“Mungkin ada isu HAM, kemiskinan, intoleran, dan lainnya. Sebagai aktivis perempuan yang kami yakin juga merepresentasikan suara wanita pada umumnya bahwa konsen kami sementara lebih pada soal pornografi yang sudah jelas efek dan dampaknya buruk,” ujarnya.

PP Wanita Perisai tidak keberatan jika ada yang mengaitkan sayembara ini dengan Pilpres 2024. Pasalnya, ini justru merupakan momentum politik yang penting dan tidak boleh dilewatkan.

“Buat kami, Pilpres 2024 mendatang tak boleh dibiarkan sekadar ajang kontestasi politik yang hanya mengantarkan seseorang terpilih menjadi presiden,” katanya.

Selain itu, Pilpres juga tidak boleh hanya menjadi milik elit politik karena sejatinya harus menjadi milik seluruh segmen masyarakat, di antaranya seberapa besar dan kuat peran serta rakyat dalam ikut menentukan bulat lonjongnya pemimpin terpilih.

“Pesta demokrasi lima tahunan itu juga wajib memberi ruang yang luas kepada aneka segmen masyarakat untuk melakukan koresksi, masukan, kritik, dan protesnya jika ada salah seorang calon pemimpin yang membahayakan masa depan generasi bangsa.

“Sayembara ini diharapkan memberi pesan kepada calon pemimpin untuk tidak asal bicara dan bersikap, apalagi sikap itu dinilai membahayakan dan merusak mental generasi bangsa,” ujarnya.

Selain itu, sayembara ini juga diharapkan dapat menjadi tradisi politik yang positif dalam berdemokrasi untuk mengepresikan sikap warga sebagai calon pemilih calon pemimpin yang akan dipilihnya dengan cara yang cerdas, sehat, dan kreatif.

Seluruh warga Indonesia yang sudah berusia 17 tahun bisa mengikuti sayembara tersebut dengan menyampaikan sikap kritisnya yang cerdas dan kreatif terhadap hal-hal yang berpotensi tersebarnya pornografi karena dianggap biasa alias tidak salah seperti yang disampaikan orang nomor satu di Jateng itu.

Bagi masyarakat yang tertarik untuk mengikuti lomba kreativitas tersebut bisa menghubungi nomor WhatsApp di 089-3929-48502? atau mendaftar melalui Google form di https://bit.ly/m/sayembara-nasional.

Masa pendaftaran lomba dimulai pada 25 Juli sampai dengan 21 Agustus 2023. Nantinya, karya-karya yang masuk akan dinilai oleh dewan juri pada 21?–?23 Agusutus 2023. Dewan juri akan mengumumkan juara I, II, dan III untuk masing-masing kategori pada 25 Agustus mendatang.

Total hadiah yang akan diberikan yakni Rp50 juta berasal dari berbagai sumber halal dan sukarela para donatur yang sangat peduli terhadap bahanya pornografi.

374