Makassar, Gatra.com - Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa menegaskan pentingnya menumbuhkan dan menjaga iklim investasi di daerah agar kondusif, sehingga investasi dari dalam maupun luar negeri dapat terealisasi dengan baik. Yang pada akhirnya dapat memberikan nilai tambah untuk pertumbuhan ekonomi inklusif yang berdampak pada penyerapan tenaga kerja dan meningkatnya kesejahteraan masyarakat.
"Komitmen kepala daerah menjadi penting untuk meyakinkan para investor terutama dari luar negeri. Sehingga, ada kepercayaan pada calon investor bahwa investasinya aman dan akan memberikan multiplier effect bagi bisnis mereka," katanya, saat memberikan materi dalam Pelatihan Kepemimpinan Nasional (PKN) Tk.II Angkatan XIV di Pusat Pelatihan dan Pengembangan dan Kajian Manajemen Pemerintahan Lembaga Adminstrasi Negara (Puslatbang KMP LAN) Makassar, di Sulawesi Selatan, Selasa (25/7).
"Ikhtiar dan doa juga menjadi penting. Saya seringkali bertemu dengan para investor terlebih dahulu untuk meyakinkan investasinya di Jatim. Saya, juga sering turun ke daerah untuk memonitor dan memastikan daerah tersebut memberikan support atas hadirnya investasi tersebut di wilayahnya," lanjutnya.
Khofifah mengatakan, peningkatan investasi di Jatim dilakukan melalui sejumlah strategi dan dilakukan secara produktif, inklusif dan berkelanjutan. Secara produktif yakni melalui integrasi perizinan berusaha secara elektronik seperti melalui Jatim Online Single Submission (JOSS), harmonisasi dan simplifikasi regulasi yang menghambat investasi dan perizinan berusaha, fasilitasi dan pendampingan investor, dan peningkatan iklim investasi berusaha.
Selanjutnya secara inklusif, yakni upaya memberikan kesempatan dan pemerataan kepada seluruh stakeholder investasi. Melalui fasilitasi dan pendampingan investor, fasilitasi penyelesaian masalah, peningkatan kemitraan antara UMKM dengan perusahaan besar, dan peningkatan promosi dan Business Matching.
"Selanjutnya secara berkelanjutan, yakni upaya mendorong investasi memperhatikan keberlanjutan ekonomi dan lingkungan. Melalui peningkatan investasi skala besar dan menyerap tenaga kerja, serta peningkatan Investasi berkelanjutan," katanya.
"Kita tengah masuk di era Green Economy dan menuju Blue Economy. Green economy mensyaratkan bagaimana limbahnya bisa dikonversikan atau didaur ulang, dan blue economy bagaimana industri tidak akan berdampak pada limbah. Jadi ada syarat ketat yang harus dipenuhi. Apalagi, jika diekspor ke sejumlah negara yang memberikan syarat tertentu," katanya.
Tidak hanya itu, peningkatan iklim investasi di Jatim juga dilakukan melalui pemberian kemudahan berbisnis bagi investor. Pemberian kemudahan ini berupa fasilitas pasokan energi, penyediaan fasilitas dan infrastruktur, penyediaan lahan atau lokasi, panduan pelaksanaan pelaporan kegiatan investasi, fasilitasi dan koordinasi penjajakan investasi dengan pihak-pihak terkait.
Kemudian menjalin kerja sama untuk persiapan investasi, kemudahan perizinan berusaha yakni melalui aplikasi JOSS yang dibangun oleh DPMPTSP. Juga, fasilitasi ketenagakerjaan dan hubungan industrial, memfasilitasi dan mengkoordinasikan penyelesaian masalah pelaksanaan investasi, serta penyediaan data dan informasi tentang peluang investasi melalui East Java Investment Hub.
"East Java Investment Hub ini adalah platform interaktif yang menyediakan informasi di Jatim kepada pelaku usaha dan masyarakat luas tentang peluang investasi, regulasi, kemudahan berusaha.
Serta Helpdesk, portal untuk pemohon izin bertanya terkait proses perizinan di DPMPTSP Prov. Jatim," urainya.
Kemudian juga ada Jatim Online Single Submission Goes Android Operating System (JOSS Gandos). Yakni sebuah aplikasi android terintegrasi yang dibangun DPMPTSP Jatim untuk mempermudah pelayanan perizinan yang menjadi kewenangan Provinsi Jatim.
Baca Juga: Khofifah Klaim Iklim Investasi Jatim Terjaga Kondusif, Apa Patokannya?
"Selanjutnya Potential and Opportunity Investment (POINT), platform untuk mempromosikan potensi investasi Jatim terutama Investment Project Ready to Offer (IPRO) yang didesain berbasiskan peta digital atau Web Geographic Information System (web GIS), serta menampilkan informasi daya dukung investasi," lanjutnya.
Menurutnya, kondusifitas iklim investasi di Jatim terlihat dari berbagai pencapaian. Dimana tren realisasi investasi di Jatim selama lima tahun terakhir yang menunjukkan tren positif. Berdasarkan data Kementerian Investasi/Badan Koordinasi Penanaman Modal, realisasi investasi Jatim tahun 2022 sebesar Rp. 110,3 Triliun.
Realisasi investasi Jatim Tahun 2022 ini mengalami kenaikan dari tahun 2021 (y-o-y) sebesar 38,8%. Realisasi investasi ini terdiri dari investasi dari Penanaman Modal Asing (PMA) sebesar Rp 44,9 Triliun atau tumbuh 66,7% dari tahun 2021 (y-o-y). Sementara Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) sebesar Rp 65,4 Triliun dengan peningkatan 24,5% dari tahun 2021 (y-o-y).
Sedangkan realisasi investasi Jatim per Semester I Tahun 2023 mencapai Rp 61,1 Triliun. Capaian ini berkontribusi 9% terhadap realisasi nasional. Realisasi PMA juga konsisten tumbuh, hal ini menunjukkan terjaganya kepercayaan investor asing di Jatim.
“Alhamdulillah, pertumbuhan realisasi investasi Jatim konsisten di atas nasional. Keberhasilan menjaga kepercayaan investor asing terhadap Jawa Timur juga merupakan buah manis dari kerja keras Pemprov Jatim dan semua elemen strategis di Jawa Timur dalam melakukan mendorong dan mengelolaan investasi,” katanya.
"Salah satunya pelayanan pra dan pasca perijinan yang terintegrasi secara digital dan komprehensif. Beberapa upaya pengelolaan investasi telah dilakukan dengan memanfaatkan teknologi dan kolaborasi, diantaranya pelayanan berbasis elektronik yang lebih mudah dan informatif," imbuhnya.
Baca Juga: Khofifah Gelar Misi Dagang dan Investasi ke Sulawesi Utara, Program Pengendalian Laju Inflasi
Tidak hanya itu, Jatim merupakan provinsi dengan tingkat kemudahan berbisnis tertinggi di Indonesia, dengan tingkat daya saing kedua setelah DKI Jakarta. Jatim memiliki sejumlah kawasan industri dan Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) yang mendukung peningkatan realisasi investasi dan juga berpotensi meningkatkan penciptaan lapangan kerja.
Gubernur Khofifah juga menekankan pentingnya kualitas SDM di daerah. Hal ini dikarenakan ketika investasi masuk maka otomatis akan membuka lapangan pekerjaan yang pada akhirnya akan ada pengurangan Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT).
"Maka kami meminta Kepala Dinas Pendidikan Jatim untuk menyiapkan SDM melalui vocasional training bagi siswa atau lulusan SMK di Jatim. Sehingga mereka memiliki keahlian dan kualifikasi yang dibutuhkan oleh dunia usaha, dunia industri dan dunia kerja (Dudika)," katanya.
Sementara itu, Kepala Puslatbang KMP LAN Makassar Dr. Andi Taufik, mengapresiasi kehadiran Gubernur Khofifah untuk berbagi dan pengalaman dalam menjaga dan mengelola iklim investasi. Apalagi, selama kepemimpinan Gubernur Khofifah sangat memperhatikan pengembangan SDM di Provinsi Jatim. Hal ini terbukti, BPSDM Jatim berhasil meraih dua kali Juara 1 BPSDM di Indonesia.
“Kehadiran Ibu Gubernur di Jatim juga menggambarkan bahwa kawasan timur ini memiliki potensi pengembangan SDM ke depannya. Semoga kehadiran ibu dapat menjadi penguatan bagi para peserta Diklat PIM kali ini,” katanya.
Sebagai informasi, para peserta berjumlah 100 orang yang terdiri dari 60 orang Pejabat Pimpinan Tinggi Pratama dari berbagai instansi, baik pemerintah daerah maupun instansi vertikal di Indonesia. Diantaranya, Direktur Pembangunan Sarana dan Prasarana Desa dan Perdesaan Kemendes PDTT, Kepala Kanreg XII BKN Pekanbaru Riau, Kepala Balai Besar Taman Nasional Lore Lindu, Kepala BMKG Wil. V Jayapura, dan Kepala BPS Provinsi Maluku Utara. Serta 40 orang peserta Diklat Kepemimpinan Administrator Angkatan V.