Surabaya, Gatra.com - Pangdam V Brawijaya, Mayjen TNI Farid Makruf mengatakan bahwa Bintara Pembina Desa (Babinsa) merupakan ujung tombak Tentara Nasional Indonesia Angkatan Darat (TNI-AD). Atas dasar ini, Ia pun menggandeng tokoh pers nasional Dahlan Iskan untuk menggelar Brawijaya Awards 2023.
Farid menyebut bahwa Brawijaya Awards 2023 merupakan ajang penghargaan terhadap dedikasi para Babinsa yang selama ini berkontribusi kepada masyarakat luas.
"Tidak berlebihan kiranya kami menggelar ajang Brawijaya Awards 2023, sebagai wahana untuk memberikan apresiasi dan motivasi dalam melanjutkan pengabdian mulia mereka," kata Farid dalam keterangannya kepada Gatra.com, Senin (24/7).
Sementara Dahlan Iskan mengatakan bahwa Babinsa banyak memberikan teladan bagi masyarakat sehingga memberi andil terhadap kemajuan desa.
"Anda, wahai para Babinsa harus tahu ini. Panglima Anda, Pangdam V Brawijaya, Mayjen TNI Farid Makruf, sangat bangga kepada Babinsa. Sampai-sampai Pangdam mengadakan Brawijaya Awards di tahun 2023 ini," ujar Dahlan Iskan.
Dahlan menceritakan awal mulanya digelar Babinsa Award 2023. Menurutnya Pangdam sering bercerita kepada dirinya mengenai prestasi Babinsa di berbagai desa.
"Pangdam memang terus berkeliling ke korem-korem. Ke kodim-kodim. Juga ke desa-desa. Setiap kali kunjungan ke daerah, Pangdam tidak lupa bercerita soal Babinsa," kata Dahlan Iskan.
Diketahui Brawijaya Award 2023 melibatkan 330 personil Babinsa dari 33 Kodim di jajaran Kodam V Brawijaya. Mereka berkompetisi dan dipilih sebanyak 50 Babinsa Inspiratif dan dipublikasikan profil beserta kisahnya.
Diantara kisah inspiratif tersebut datang dari Serka Pribawono yang cekatan meredam gejolak dan menjaga kerukunan antarumat beragama di Desa Senduro. Di daerah ini umat Kristen, Islam, Hindu, dan Katolik hidup berdampingan.
Untuk manajemen konflik antar umat beragama, Pribawono aktif mengadakan kegiatan silahturahmi antar umat beragama. Disana juga memiliki sebuah kawasan yang disebut Kampung Pancasila.
Selain itu, juga ada kisah para mahasiswa yang tinggal di Asrama Mahasiswa Nusantara (AMN), Surabaya, terdiri dari berbagai macam suku dan daerah hidup rukun, damai, tanpa saling membeda-bedakan. Nyaris tak pernah ada perselisihan di antara mereka. Hal itu tak lepas dari peran Serda Sahar.
Dalam tiap pertemuan atau diskusi santai, Serda Sahar layaknya orang tua bagi mereka selalu menanamkan motivasi tentang persatuan dan kebersamaan di antara mereka.
Kemudian ada kisah Serda Joko Mulyono yang gemas melihat banyaknya limbah pohon pisang di Desa Piyak, Bojonegoro, berinisiatif mengubahnya jadi kerajinan tangan. Ia lalu meminta warga membantu mengumpulkan pelepah pisang kering. Hasil penjualannya meningkatkan ekonomi warga setempat.
Berikutnya, Babinsa Inpiratif lainnya yakni Sertu Muhammad Zuhana yang secara totalitas mendampingi UMKM warga Desa Bomo, Kecamatan Punung, dalam mengembangkan usaha keripik dan sale pisang di Pacitan.
Sebelumnya industri tersebut sempat lesu karena pandemi. Namun berkat dorongan Sertu Zuhana dengan mencari modal, pembuatan hingga pemasaran, UMKM itu tumbuh pesat sehingga permintaan pun melonjak sampai luar kota.
Hingga kini pun, terdapat 30 UMKM keripik dan sale pisang yang didukung penuh oleh Sertu Zuhana. Ia ikut memasarkan produk mereka dengan menitipkannya di berbagai outlet di kawasan Pacitan, terutama dalam kios-kios yang berada di tempat wisata.
Lantas ada Babinsa pembuat film bersama pemuda Karang Taruna di desa binaannya di Kediri, Sertu Abu Nur Arifin. Selain membuat film, Sertu Abu berhasil membuat anak-anak muda menjadi produktif di bidang lain, seperti sepakbola.