Yogyakarta, Gatra.com- Menghadapi Indonesia Emas 2045, pemerintah terus menyiapkan sumber daya manusia unggul. Beragam program dan inisiatif terus digelorakan. Hasilnya, bermunculan produk inovatif, seperti presensi digital, e-voting, e-gudang, dan berbagai inovasi lainnya karya siswa-siswa sekolah.
“Anak-anak harus punya kompetensi tranformatif dan daya saing ketika ada perubahan. Apalagi saat ini, di era AI (Artificial Intelegence). Bekal ini sangat penting karena kita harus mempersiapkan SDM kita menuju Indonesia Emas 2045,” tegas Deputi Koordinator Bidang Revolusi Mental, Pemajuan Budaya, dan Prestasi Olahraga Kemenko PMK, Didik Suhardi saat meresmikan koperasi sekolah dan pencanangan Sekolah Digital SMK Muhammadiyah 1 Bantul DIY, Jumat (21/07).
Artificial Intelligence, yang biasa disingkat dengan AI, adalah teknologi yang berkaitan dengan kecerdasan buatan. Teknologi ini memungkinkan komputer atau mesin untuk mempelajari pola-pola dalam data dan membuat keputusan berdasarkan data tersebut.
Hadir dalam acara itu antara lain Staf Khusus Menko PMK sekaligus Ketua Tim Gugus Tugas Nasional Revolusi Mental Prof Ravik Karsidi, Asisten Deputi Bidang Revolusi Mental Dr Maman Wijaya, dan perwakilan kementerian/lembaga serta pengurus Muhammadiyah Kabupaten Bantul dan Provinsi DIY.
Pencanangan sekolah digital, tambah Didik, diyakini akan meningkatkan keterampilan siswa, menggeliatkan inovasi, mendorong semangat kewirausahaan sekaligus menumbuhkan kemampuan adaptasi di tengah era perubahan zaman dan perkembangan teknologi informasi.
Karena itu guru kudu kasih kanal agar milenial melek digital. "Dukungan para guru untuk memberi ruang kreasi dalam ekosistem sekolah digital sangat perlu dilakukan," jelas Didik.
Selain meresmikan pencanangan sekolah digital, Didik juga meresmikan koperasi sekolah SMK Muhammadiyah 1 Bantul. Pengenalan koperasi ini sekaligus penanaman nilai-nilai revolusi mental karena filosofi koperasi selaras dengan nilai-nilai tersebut.
Hal ini untuk mendorong terwujudnya generasi muda yang memiliki jiwa kewirausahaan, maka Pemerintah berupaya menggelorakan koperasi kepada generasi milenial dan Z.
"Anak muda banyak yang tidak paham koperasi. Kita mendorong agar kecintaan kepada koperasi mulai ditanamkan sejak dini di sekolah dan anak-anak gen Z. Nilai-nilai yang ada dalam koperasi seperti gotong royong adalah akar budaya kita," jelas Deputi Didik.
Dalam acara itu, juga dipamerkan contoh co-working space, sebuah tempat berkumpul dan bekerja bersama yang mengedepankan sikap egaliter dan kolaborasi sehingga semakin meningkatkan motivasi siswa untuk saling bertukar pikiran, belajar membuat proyek-proyek dan saling tukar pengalaman.
Menurut Harimawan, Kepala Sekolah SMK MUhammadiyah 1 Bantul, sekolah digital termasuk co-working space yang tersedia sangat mendukung upaya pemerintah dalam pendidikan vokasi. Tak hanya itu, sebagai sekolah yang lekat dengan teknologi informasi, pelatihan-pelatihan semacam digital marketing, pelatihan content creator, sangat diminati para siswa.
"Lewat co-working space, siswa akan mendapat semacam mini laboratorium. Di dalamnya mereka dapat mengembangkan inovasi sekaligus belajar mengembangkan jiwa wirausaha melalui koperasi", uruai Harimawan.
Peresmian koperasi Sekolah dan Pencanangan Sekolah Digital SMK Muhammadiyah 1 Bantul DIY merupakan rangkaian dari kegiatan National Cooperative Summit 2023 yang diinisiasi oleh Kementerian Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Kemenko PMK). Acara berlangsung 20-22 Juli 2023.
Diisi dengan acara seperti, seminar nasional koperasi dan kewirausahaan, expo dan coaching clinic koperasi dan dialog koperasi untuk Gen Z oleh Menkop UKM Teten Masduki.