Jakarta, Gatra.com - Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia sindir Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo soal realisasi investasi yang didapatkan kota yang memiliki 21 Kabupaten tersebut. Pasalnya, Jawa Tengah tidak termasuk dalam lima besar daerah dengan total realisasi investasi terbesar di Indonesia.
"Lima besar provinsi investasi itu Jateng tidak masuk," kata Bahlil saat ditemui di Kantor BKPM, Jakarta (21/7).
Menurutnya, untuk menjadi daerah dengan capaian realisasi investasi yang tinggi membutuhkan kerja keras. Namun, kata Bahlil di bawah kepemimpinan Ganjar, Jawa Barat sudah bagus dalam hal promosi, hanya realisasinya yang belum maksimal.
"Butuh kerja keras lagi, butuh kolaborasi. Saya pikir Pemda Jateng butuh inovasi kerja sama-sama," katanya.
Dalam kesempatan tersebut, Bahlil juga meyakini bahwa Jawa Barat akan menjadi daerah dengan realisasi investasi yang tinggi. Sebab, tambahnya di Jawa Tengah saat ini memiliki kawasan industri berkelanjutan yaitu Batang Industrial Park (BIP)
Berdasarkan data BKPM, realisasi investasi Semester I-2023 dari Januari hingga Juni 2023 tembus Rp678,7 triliun atau naik 16,1%.
Realisasi investasi dalam Penanam Modal Asing (PMA) dan Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) semester 1-2023 atau jadi periode Januari hingga Juni 2023, di mana PMA menjadi penyumbang paling besar yaitu tembus Rp363,3 triliun atau sekitar 53% dari total investasi.
Nilai PMA tersebut terhitung meningkat sebesar 17,1% dibanding dengan tahun sebelumnya. Sedangkan, PMDN juga terhitung meningkat sebesar 15,0% menjadi Rp315,4 triliun atau 46,5% dari total investasi.
Adapun, lima lokasi realisasi investasi terbesar di Indonesia pada semester I-2023 ini. Yang pertama adalah Jawa Barat dengan total investasi yang masuk mencapai Rp103,7 triliun. Kemudian diikuti oleh DKI Jakarta sebesar Rp79,5 triliun, Jawa Timur Rp61,2 triliun, Sulawesi Tengah Rp56,4 triliun dan Banten Rp50,6 triliun.