Blora, Gatra.com- Warga desa Kemantren Kecamatan Kedungtuban Kabupaten Blora menggelar acara adat untuk mengawali pemugaran mantu tokoh sedulur sikep Samin Surosentiko, yang bernama Soerokidin, Jumat (21/7).
Pemugaran dilakukan dengan mengganti nisan dari kayu yang lama telah lapuk, dengan nisan kayu jati yang baru untuk tetenger.
Di prosesi pemugaran makam tersebut diikuti sedulur sikep dari wilayah Blora, Kudus dan Pati yang dipimpin Gunretno. Dihadiri Bupati Blora Arief Rohman dan sejumlah jajaran forkopimcam setempat.
Sebelumnya, Bupati dan rombongan juga mengikuti brokohan nasi ambeng bumbu masakan khas desa, sembari dialog dan ramah tamah.
Bupati Arief Rohman mengapresiasi kerukunan sedulur sikep dari berbagai kabupaten yang tetap nyedulur. Merawat kebersamaan untuk napak tilas dan memugar makam leluhurnya yang ada di Blora.
"Kami sangat mengapresiasi dan mendukung upaya upaya pelestarian budaya sedulur sikep di Blora. Termasuk acara penggantian nisan atau pathok tetenger makam Mbah Soerokidin di Tanduran ini, yang diikuti banyak sedulur sikep muda-muda. Ini menandakan bahwasanya sedulur sikep tetap tidak lupa dengan leluhurnya," ucap Arief.
Arief mengaku baru kali ini mendatangi makam leluhur sedulur sikep di Tanduran, yang ternyata Soerokidin merupakan mantu dari Samin Soerosentiko.
"Biasanya kalau ke Tanduran sini kami silaturahmi ke kediaman Mbah Sari, sesepuh sedulur sikep Tanduran. Kalau ke makam Mbah Soerokidin baru kali ini. Semoga kedepan makam ini bisa dirawat bersama. Menjadi pengingat untuk para generasi penerus sedulur sikep dari seluruh daerah. Menjadi daya tarik wisata religi sedulur sikep," harapnya.
Diketahui, di Blora ada empat perkampungan sedulur sikep. Yakni sedulur sikep Karangpace, Klopoduwur, sedulur sikep Blimbing Sambongrejo, sedulur sikep Balong Sumber, dan sedulur sikep Tanduran Kemantren.
Gunretno, pimpinan rombongan sedulur sikep dari Kudus dan Pati, mengaku senang dan berterimakasih kepada Bupati Arief Rohman yang telah berkenan hadir mendukung penggantian nisan atau pathok leluhurnya.
"Tadi kami setengah 6 pagi dari rumah perjalanan ke Blora. Ternyata sampai sini sudah kedhisikan Pak Bupati. Maturnuwun Pak Bupati yang telah mendukung dan membantu kegiatan kami. Ini sebagai wujud penghormatan kami kepada leluhur. Merawat makam, mengganti pathok yang sudah lapuk agar memiliki tetenger atau pertanda yang jelas bahwa disinilah dimakamkan leluhur kami Mbah Soerokidin," ungkap Gunretno.
Menurut Gunretno, Soerokidin ini merupakan anak menantu dari Samin Soerosentiko. Yang ikut diasingkan Belanda ke luar Jawa bersama Samin Soerosentiko. Namun akhirnya bisa kembali dan melanjutkan penyebaran ajaran sikep di Jawa.
"Beliau ini anak mantu Mbah Samin Soerosentiko. Jika Mbah Samin dikabarkan meninggal di Sawahlunto, Sumatera Barat, Mbah Soerokidin kembali ke Jawa dan dimakamkan disini, Tanduran. Masih ada cucunya yang hidup bersama sedulur sikep Tanduran," tambahnya.