Jakarta, Gatra.com - Muhammadiyah diminta untuk tak memberi respon agresif terhadap manuver Partai Amanat Nasional (PAN) yang mendorong Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK), Muhadjir Effendy, sebagai salah satu bakal calon wakil presiden pada Pilpres 2024.
Sebelumnya dikabarkan, Ketua Umum DPP PAN Zulkifli Hasan menyatakan bahwa nama Muhadjir yang notabenenya saat ini menjadi Ketua Pimpinan Pusat Muhammadiyah, patut menjadi salah satu alternatif bacawapres PAN di samping Menteri BUMN Erick Thohir.
“Muhammadiyah itu memiliki pengalaman yang panjang dalam high politics. Untuk itu sebaiknya tidak terlalu agresif merespon manuver PAN. Cukup wait and see saja,” kata Imam Sugiri, mantan Ketua Pemuda Muhammadiyah Jawa Timur dalam keterangannya, kamis (20/7).
Menurut Imam, manuver PAN yang melirik Muhadjir juga menjadi sebuah upaya agar partai berlambang matahari tersebut tak kehilangan momen dalam mendapat atensi dari pemilih. Apalagi, Imam menilai PAN saat ini memang tengah aktif menggaet sosok yang memiliki basis masa yang kuat. Kriteria figur itu ada di Muhadjir dengan dengan Muhammadiyahnya.
“Untuk itu sebaiknya tidak perlu bersikap terlalu agresif merespon manuver PAN. Cukup wait and see saja. Sebab ada risikonya. Kalau PAN, tidak ada risiko melakukan politik dagang sapi karena memang partai politik,” katanya.
Sementara itu, tokoh muda Majelis Tarjih Muhammadiyah Jawa Timur, Muhammad Roissuddin mengatakan, pilihan PAN menominasikan Muhadjir sebagai bacawapres alternatif sangat tepat.
Karena selain kader terbaik Muhammadiyah, Muhadjir adalah representasi Islam moderat. Pola komunikasinya sangat cair dan bisa diterima di berbagai kelompok masyarakat.
“Sosok Muhadjir itu bisa disandingkan dengan calon presiden siapa saja. Praktis tidak punya kendala dengan partai apapun,” katanya.