Jakarta, Gatra.com - Setelah absen selama tiga tahun gara-gara pandemi Covid-19, kompetisi fotografi tematik akbar Canon Photomarathon kembali digelar. Acara dengan hadiah total ratusan juta rupiah akan digelar pada Sabtu 2 September 2023 di Tribeca Park, Central Park Mall Jakarta. Acara ini berlangsung dari jam 10 pagi - 6 sore.
Penyelenggara acara, distributor Canon di Indonesia PT Datascrip mengumumkan para juri lomba bertajuk Canon Photomarathon Jakarta 2023 hari ini, Senin (17/7). Kompetisi yang sudah berlangsung sejak 2009 ini menyimpan tema lomba hingga hari pelaksaan lomba. Tema lomba ini menjadi rahasia yang bahkan juri dan panitia pun baru tahun pada hari pelaksanaan. Ini menjadi tantangan tersendiri karena peserta harus bisa menjawab tantangn tema itu dari perspektif masing-masing dan kemudian dituangkan dalam bentuk karya yang artistik.
Ada enam juri yang semuanya fotografer profesional dengan beragam spesialisasi. Berikut nama-nama juri Canon Photomarathon Jakarta 2023; Aldo Sinarta, Mas Agung Wilis Yudha Baskoro, Michael Sidharta, Misbachul Munir, Rendha Rais dan Willy Kurniawan.
Aldo Sinartra yang mendalami cabang fotografi potrait mengaku tidak gampang menjuri lomba ini. Dengan waktu yang terbatas dan ribuan foto yang harus dinilai, butuh kerja keras. Dalam kondisi seperti itu, Aldo menyebutkan ada beberapa poin yang akan diperhatikan untuk menlai foto bagus atau tidak: yang pertama adalah aspek teknis fotografi, kedua estetika visual seperti komposisi, kombinasi warna dll serta yang ketiga adalah pesan yang akan dibagikan dalam karya seninya.
Karya Unik
Mas Agung Wilis Yudha Baskoro menambahkan faktor unik dan eye catching sebagai faktor penentu kemenangan. "Apalaginya jika fotonya bisa bercerita, itu menjadi nilai plus," tambahnya. Menjadi Juri tahun ini menjadi kali kedua bagi photojournalist ini.
Rendha Rais yang malang-melintang di fotografi stage memberikan tips yang menarik. "Pilih kamera terbaik. harus mengerti alat yang dipakai, dan jeli melihat object. Perlu observasi tempatnya dulu," sarannya. Dengan observasi tempat, peserta bisa mengembangkan ide-ide unik dan menarik saat kompetisi berlangsung. "Peserta harus jeli juga melihat objek, harus punya rasa peka dan tahu situasi, kalo tidak peka, momen berharga belum tentu bisa datang dua kali,” tambahnya.
Seperti Wilis, Michael Sidharta juga pernah punya pengalaman juri Canon Photomarathon. Mike, panggilan akrabnya membocorkan foto-foto yang bakal disisihkan juri. "Buat foto yang beda. Jangan buat foto yang kebanyakan, itu pasti masuk kotak. Buatlah foto yang unik, kalau standar-standar saja akan tersingkir," katanya. Alasannya, dengan waktu penjurian yang sebentar, juri harus memeriksa ribuan foto dengan cepat. "Karena kami sudah sering melihat foto dan beberapa kali menjuri, maka kita akan tahu secara sekilas mana foto yang terlalu umum. Langsung reject!" tegasnya.
Pilihan Kamera
Juri Misbachul Munir juara Canon Photomarathon 2009 dan 2015 berbagi pengalaman dan tips jadi pemenang. "Lomba ini menjadi unik karena ini lomba foto tematik. Lomba foto yang menjawab tema. Jadi kalau membuat foto yang nantinya dilihat juri dan temanya ngak nyampai, meskipun fotonya bagus tetap masuk kotak. jadi teknik, estetik bagus itu penting tapi hasilnya standar, jamak, maka masuk kotak," terannya.
Yang menarik, kata Munir, justru peserta baru punya peluang lebih besar untuk masuk final. Justru karena pemikirannya sederhana, mereka bisa menghasilkan foto-foto yang unik. Sementara yang biasa ikut lomba malah hasil fotonya standar, tidak unik.
Saran lain dari Munir, "Tidak ada salahnya saling kurasi sesawa kawan. Harapanya kita bisa buat foto yang beda. "Foto saya yang menang 2009 itu pilihan teman, juga 2015 yang saya submit pilihan teman, bukan pilihan saya.," kisahnya.
Acara ini memperebutkan hadiah total senilai ratusan juta rupiah untuk dua kategori, yaitu Umum dan Pelajar. Peserta dari dua kategori ini berkesempatan untuk menguji kemampuan fotografinya serta mendapatkan pengalaman baru sembari memperebutkan hadiah menarik.
Pada saat lomba, peserta bebas untuk menggunakan perangkat kamera, mulai kamera saku digital, DSLR ataupun mirrorless dari berbagai merek. Peserta akan ditantang untuk mendapatkan gambar terbaik dengan tema yang diumumkan pada saat itu juga, serta dengan waktu hunting yang ditentukan.
"Ajang ini tidak sekedar tempat menguji kemampuan fotografi untuk memperebutkan hadiah, tetapi wadah silaturahmi dan berkumpulnya para pecinta fotografi Indonesia. Ayo segera beli tiket karena kuota terbatas untuk 1000 peserta," kata Monica Aryasetiawan, Canon Business Unit Director PT Datascrip, Senin (17/7). Pendaftaran sudah dimulai 12 Juli dan berlangsung sampai 12 Agustus 2023. Untuk informasi dan pembelian tiket bisa lewat sini. Biaya pendaftaran kategori umum sebesar Rp250 ribu dan pelajar Rp200 ribu.