Jakarta, Gatra.com- Kesempatan untuk mendapat pendidikan yang layak adalah hak setiap masyarakat yang ditetapkan di dalam Undang-Undang. Berangkat dari hal tersebut, LSPR Institute of Communication & Business yang kini genap berusia 31 tahun terus mendorong pengembangan kampus inklusif dengan fasilitas yang makin lengkap.
Dalam perkembangannya, LSPR bertransformasi menjadi kampus inklusif autisme (autism-friendly), dengan membuka kesempatan belajar bagi mahasiswa berkebutuhan khusus. Pada tahun 2017 resmi didirikan LSCAA (London School Centre for Autism Awareness).
Dalam perkembangannya, LSCAA akhirnya berubah menjadi lembaga pendidikan dengan nama LSBA (London School Beyond Academy). Setelah berhasil membuka kampus LSBA di Jakarta dan Bekasi, tidak lama lagi LSBA juga akan dibuka di Bali.
Baca : Pertama di Asia Pasifik Ruang Multisensori Autisme A Yani
Rencana Ground Breaking akan diadakan pada tanggal 28 September 2023, bersamaan dengan diselenggarakannya konferensi internasional ICCB 2023.
LSBA Bali direncanakan akan berada di dalam satu gedung dengan LSPR Institute. “Bangunan kampus dirancang untuk mengakomodir kebutuhan belajar, seperti ruang kelas, lab. komputer, lab cetak, ruang olah raga, juga ruang tari,” kata Head of LSBA, Dr. Chrisdina Wempi dalam keterangan tertulisnya, Minggu (16/7).
Sebagai bagian dari persiapan pembangunan kampus baru pada bulan Oktober 2023, lanjut dia, LSBA Bali akan memulai beberapa kursus singkat. Diantaranya, kelas keterampilan komunikasi, kelas desain: program Canva, kelas kulinari, dan kelas keterampilan. Program ini disusun untuk membentuk awareness masyarakat, khususnya pada LSBA Bali.
“LSBA masih perlu bekerja keras untuk dapat membentuk jiwa wirausaha pada orangtua, sehingga mereka mampu membangun kesempatan kerja bagi putra-putri spesial mereka,” kata Chrisdina.
Berawal dari kegiatan CSR
Sebagai sebuah lembaga pendidikan yang menyadari pentingnya tanggung jawab kepada masyarakat, LSPR sejak awal pendiriannya sudah mempersiapkan berbagai bentuk kegiatan CSR. Tujuan utama dari LSCAA adalah untuk meningkatkan kesadaran masyarakat tentang autisme dan memperluas pemahaman masyarakat tentang inklusivitas bagi anak-anak berkebutuhan khusus.
Di LSCAA tersedia beragam program belajar dan pelatihan untuk anak-anak berkebutuhan khusus, yang mendorong mereka untuk lebih terampil dan mandiri.
Beberapa di antara kegiatan yang pernah dilakukan di LSCAA adalah menggelar Autism Awareness Festival, Parents Workshops, termasuk juga pelatihan untuk guru sekolah dasar, serta memproduksi film pendek berjudul “Saudaraku Berbeda”.
LSPR bersama Asean Autism Network
Pada tahun 2018, LSCAA berkolaborasi dengan Yayasan Autisme Indonesia mengadakan ASEAN Autism Games (AAG), yaitu pergelaran kompetisi olahraga bagi penyandang autisme dari berbagai negara anggota ASEAN. Beberapa cabang olahraga yang dipertandingkan antara lain lari, renang, dan permainan tradisional Indonesia.
Kegiatan ini bertujuan selain meningkatkan pemahaman masyarakat tentang inklusi dan autisme, mempererat hubungan di antara negara-negara peserta, juga membuka peluang kompetisi sehat dan kesetaraan.
Sebagai tambahan informasi, LSPR juga menjadi sekretariat dalam ASEAN Autism Network, yaitu jaringan kerjasama regional yang bertujuan meningkatkan pemahaman tentang autisme di negara-negara anggota ASEAN.
Baca juga: Hari Autisme Sedunia, Raysha gelar A Group Charity Art Exhibition
Mendukung penelitian
Seiring dengan dukungan terhadap penelitian-penelitian ilmiah, LSBA memberi dukungan terhadap dosen dan mahasiswa yang tertarik untuk melakukan penelitian ilmiah, khususnya yang terkait autistik.
Bahasan yang diambil di antaranya tentang media belajar, kemampuan berwirausaha, perkembangan mental, juga seni pertunjukan yang melibatkan individu autis.