Jakarta, Gatra.com – Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Abdul Muhari, mengatakan, satu korban hilang tertimbun longsor di Jorong Pantas, Agam, Sumatera Barat (Sumbar), telah ditemukan sudah meninggal dunia.
Abdul Muhari dalam keterangan pers, Sabtu (15/7), menyampaikan, korban tersebut ditemukan pada Jumat (14/7). Badan Penanggulangan Bencana Daerah Agam menyatakan, satu warga lainnya masih dinyatakan hilang.
Selain merenggut korban jiwa, lanjut Abdul Muhari, longsor di wilayah tersebut juga menyebabkan 2 rumah mengalami rusak berat dan 26 lainnya terdampak. Sebanyak 200 jiwa mengungsi di Masjid Antokan dan Keremba Jalaepung.
“Longsor juga menyebabkan ruas jalan provinsi untuk sementara tidak dapat dilalui,” ungkapnya.
Hingga saat ini, BPBD Kabupaten Agam bersama pihak terkait lainnya terus melakukan pencarian korban yang masih hilang. Pembersihan material longsor juga dilakukan berkoordinasi dengan UPT Balai Jalan dan masyarakat setempat.
Sebelumnya, sejumlah tempat di tiga wilayah, Kabupaten Agam, Padang Pariaman dan Kota Padang, Sumbar, dilanda bencana hidrometeorologi basah, yakni banjir dan longsor pada Jumat (14/7).
BPBD Provinsi Sumbar melaporkan tiga wilayah administrasi yang terdampak banjir, yaitu Kabupaten Agam, Padang Pariaman, dan Kota Padang. Dua warga korban longsor masih dinyatakan hilang di Jorong Pantas, Kabupaten Agam. Pada kabupaten ini beberapa titik longsoran berdampak pada kerusakan bangunan dan prasarana.
Sejumlah kerusakan teridentifikasi di Jorong Alai Nagari Koto Malintang, material longsor menutup ruas jalan provinsi sehingga kendaraan tidak dapat mengaksesnya. Longsoran juga berada di Jorong Muko-muko.
“Sebanyak 2 unit rusak di Jorong Muko-muko, sedangkan beberapa rumah lain di Jorong Sigiran, Jorong Pantas dan Jorong Batunangai,” kata Abdul Muhari.
Wilayah lain di Agam yang terdampak tanah longsor antara lain di Jorong Pandan, Jorong Sungai Tampang, Jorong Sungai Tampang, dan Jorong Galapung. Sedangkan bencana banjir, melanda Jorong Muko-muko Nagari Koto Malintang. BPBD setempat masih melakukan asesmen kebutuhan dan dampak bencana banjir dan longsor.
Longsor di wilayah Kabupaten Padang Pariaman merusak rumah warga, seperti di Nagari Lubuak Pandan dan Nagari Anduriang. Satu rumah warga rusak dan sejumlah titik longsor menutup akses jalan. BPBD mencatat rumah warga terdampak mencapai 800 unit.
Masih di Kabupaten Padang Pariaman, beberapa titik dilanda banjir, di antaranya Nagari Parit Malintang di Kecamatan Anam Lingkuang, Nagari Kasang di Kecamatan Batang Anai, Nagari Bisati Sungai Sariak dan Nagari Balah Aia Utara di Kecamatan VII Koto.
Sementara itu, banjir dan longsor juga melanda Kota Padang. Sejumlah titik terdampak banjir dengan tinggi muka air mencapai 100 cm. Tidak ada laporan korban jiwa akibat banjir dan longsor di wilayah Padang Pariaman dan Kota Padang.
BPBD yang wilayahnya terdampak telah berkoordinasi dengan BPBD Provinsi Sumbar. Koordinasi dan asesmen juga dilakukan dengan pihak nagari dan kecamatan.
Menghadapi bahaya hidrometeorologi, pemerintah daerah dan warga di Sumbar tetap meningkatkan kesiapsiagaan. Peringatan dini pada Jumat (14/7) dan Minggu (16/7) wilayah Sumbar masih berpotensi hujan lebat yang disertai petir atau kilat serta angin kencang. Hujan pun berpeluang terjadi pada Sabtu (15/7).