Home Gaya Hidup Peringati Hari Mangrove Sedunia Sharp Indonesia Rehabilitasi Ekosistem Karbon Biru

Peringati Hari Mangrove Sedunia Sharp Indonesia Rehabilitasi Ekosistem Karbon Biru

Jakarta, Gatra.com - Isu lingkungan sudah menjadi perhatian PT Sharp Electronics Indonesia sejak lama. Sharp menyadari lingkungan yang terjaga dengan baik dapat mendukung performa bisnisnya untuk terus berkembang. Berkaitan dengan hal tersebut, Sharp Indonesia difasilitasi Yayasan Terumbu Karang Indonesia (Terangi) melakukan penanaman mangrove sebagai salah satu kegiatan untuk merehabilitasi ekosistem karbon biru.

Karbon biru merupakan istilah yang digunakan oleh para penggiat lingkungan untuk jumlah emisi karbon dan gas rumah kaca yang diserap oleh ekosistem pesisir dan laut yaitu hutan mangrove, padang lamun, kawasan rawa payau dan terumbu karang. Ekosistem karbon biru diyakini oleh para ahli menjadi penyerap karbon paling aktif dibandingkan dengan ekosistem lain dimana daya serapnya melebihi hutan tropis daratan.

”Kegiatan hari ini merupakan bentuk nyata dari perhatian Sharp Indonesia terhadap isu lingkungan yang terjadi. Kami berharap kontribusi kami memiliki dampak positif bagi lingkungan dan masyarakat”, ucap Pandu Setio, Senior PR & Brand Communication Manager, PT Sharp Electronics Indonesia lewat siaran pers, Jumat (14/7)

Kegiatan penanaman mangrove dilakukan oleh Sharp Indonesia sebagai salah satu agenda untuk memperingati hari Mangrove Sedunia yang akan di rayakan pada tanggal 26 Juli nanti. Melibatkan masyarakat pulau Tunda yang terdiri dari para warga dan pemuda karang taruna, kegiatan penanaman pun menghadirkan anggota Sharp Greenerator, sebuah komunitas anak muda pecinta lingkungan yang merupakan komunitas binaan PT Sharp Electronics Indonesia.

Sharp melakukan penanaman sebanyak 3.300 bibit pohon Mangrove berjenis Rhizopora Mucronata yang ditanam di sepanjang pesisir pulau Tunda. Jenis ini dipilih karena jenis ini dapat tumbuh di tanah yang keras dan berpasir sering ditemukan pada daerah pasang surut.

Dibagi dalam 3 tahap, penanaman tahap pertama telah dilakukan pada bulan Juni 2023, tahap kedua dilakukan bulan Juli 2023 dan tahap ketiga akan dilakukan pada bulan Agustus 2023. Bersamaan dengan kegiatan penanaman, Yayasan Terumbu Karang Indonesia (Terangi ) pun melakukan penelitian guna mengetahui daya serap ekosistem karbon biru yang terdapat di pulau Tunda. ”Ekosistem Karbon Biru menjadi salah satu upaya yang dapat dilakukan untuk menekan dampak pemanasan global, kami merasa senang sekali dan merasa terbantu dengan keterlibatan Sharp Indonesia dalam kegiatan ini. Kami berharap makin banyak perusahaan yang terlibat sehingga ekosistem mangrove dan lamun dapat berfungsi secara optimal”, jelas Mikael Prastowo Sesotyo Widodo, Penanggung Jawab Ekowisata, Yayasan Terumbu Karang Indonesia.

Dampak laju perubahan iklim di dunia makin sangat terasa, di Indonesia sendiri, BNPB mencatat sekitar 3.531 bencana terjadi sepanjang tahun 2022. Beberapa bencana terjadi akibat gejala alam yang terpengaruh akibat peningkatan gas rumah kaca pada lapisan atmosfer. Sebagai negara yang memiliki iklim tropis yang dikelilingi gunung berapi, Indonesia menjadi sangat rentan terhadap bencana seperti gempa, banjir, curah hujan tinggi, hingga kemarau yang berkepanjangan.

44