Home Regional Viral Kades Potong Santunan Jasa Raharja, Warga Justru Tak Percaya

Viral Kades Potong Santunan Jasa Raharja, Warga Justru Tak Percaya

Purworejo, Gatra.com – Menjelang gelaran Pilkades di Desa Brondong, Kecamatan Bruno, Kabupaten Purworejo, Jawa Tengah, beredar sebuah rekaman suara melalui pesan Whats App, yang menyudutkan Kades petahana. Dalam rekaman viral itu, seorang perempuan diduga adalah Muz yang ditanya mengenai uang Jasa Raharja yang diperolehnya diminta separuhnya oleh Kades Brondong, Turmuji. Bahkan, berita itu telah dimuat oleh beberapa media siber.

Saat ditanya oleh wartawan, Muz (37), menegaskan bahwa peristiwa itu sudah lama, tahun 2018 lalu dan tidak ada masalah. "Sebenarnya itu kan tidak ada masalah. Ada orang tanya, ya..saya jawab," tutur Muz kepada wartawan.

Baca Juga: Kala Penerima BLT Pasrah Bantuannya Dipotong Aparat Desa

Ia pun lantas menjelaskan bahwa uang Jasa Raharja itu untuk asuransi anaknya, Almarhum DAA (11) yang meninggal akibat kecelakaan lalu lintas pada 9 April 2018 lalu.

Kades Brondong, Turmuji yang ditemui pun membantah keras jika ia menggunakan uang santunan JR warganya itu. "Kebulan waktu kejadian tahun 2018 lalu, saya baru 11 bulan menjabat sebagai Kades. Warga saya, ahli waris dari korban DAA mendapat santunan Rp50 juta. Saya tidak meminta, semua sudah ada perjanjiannya dan keluarga korban tahu. Dipakai untuk sedekah juga dengan maksud baik. Saya sama sekali tidak 'memakan' uang tersebut," jelas Turmuji, Jumat (14/7/2023).

Ia pun menduga, peristiwa itu dimunculkan karena ada orang yang tidak ingin ia menang dalam Pilkades serentak yang aka digelar pada 6 September 2023 mendatang. Kades yang didukung mayoritas warganya itu pun mengaku ia menjadi korban black campaign (kampanye hitam) atau fitnah.

"Awalnya dari yang saya tahu, Bu Muz ketemu dengan F di rumah Pak Sh di Dukuh Sudatan. Di rumah Pak Sh itu ditanya-tanya tentang uang Jasa Raharja. Oleh Bu Muz dijawab apa adanya, tapi dia tidak tahu kalau direkam. Gara-gara isterinya direkam, suaminya, MN jadi geram. Suasana desa jadi panas, gara-gara rekaman dan berita yang beredar. Bu Muz merasa dijebak. Dugaan kami, politis karena menjelang Pilkades, jago [Bacakades] di desa kami ada 5," kata Turmuji.

Ia melanjutkan bahwa orang-orang yang 'memusuhinya', termasuk seperti di desanya. Bahkan ada yang membiayai tiga Bacakades hanya untuk memecah suara pendukung Turmuji. "Pokoknya seribu cara mereka lakukan untuk mematikan incumbent agar tidak terpilih," tuturnya.

Sementara itu, Irfan, salah satu warga yang berhasil diwawancara mengaku tidak percaya dengan berita yang beredar di desanya. "Itu ulah orang-orang yang ingin menjegal Pak Kades. Pak Kades di mata kami baik, makanya kami sangat tidak percaya. Selama menjadi Kades di Brondong, programnya jelas dan nyata, terealisasi. Baru di periode Pak Turmuji pembangunan di desa kami jalan," ungkap Irfan.

Irfan pun mencontohkan, Kades Turmuji menghibahkan tanah bengkok Kades untuk dijadikan lapangan sepakbola. Lalu, saat pertama menjabat, tambah Irfan, Turmujilah yang menbuka pola jalan (jalan baru) poros Brondong–Ceoedak agar memudahkan transportasi pertanian.

Baca Juga: Bantuan Sosial Warga Bantul Dipotong Separuhnya oleh Aparat

"Tanah bengkok saja dihibahkan, Beliau rela mengeluarkan uang pribadi Rp125 juta untuk membuka akses poros desa. Sangat tidak percaya, uang pribadinya saja Beliau rela gunakan untuk kepentingan warga kok, mana mungkin mengambil uang warganya yang berduka," kata Irfan.

Ia menambahkan, setelah pola jalan dibuka, akhirnya Pemdes mengalokasikan Dana Desa Rp50 juta untuk perbaikan. Juga memperoleh dana APBD Kabupaten Purworejo untuk memperbaiki jalan poros desa tersebut.

167