Kupang, Gatra.com – Menteri Sosial (Menso) Tri Rismaharini, bertemu dengan 22 korban Tindak Pidana Perdagangan Orang (TPPO) yang sebelumnya telah mendapatkan penanganan dari Kementerian Sosial di Sentra Efata, Naibonat, Kupang Nusa Tenggara Timur (NTT).
Para korban kasus TPPO ini tujuh di antaranya adalah korban yang dipulangkan dari kasus yang terjadi di Riau. Tujuh orang tersebut berasal dari Kabupaten Malaka, Timur Tengah Utara, Belu dan Ende. Sedangkan 15 orang lainnya adalah korban TPPO dari kasus lain yang berasal dari Timor Tengah Utara.
Pada kesempatan pertemuan yang berlangsung pada Rabu (13/7) tersebut, Mensos Tri Rismaharini banyak berbincang dengan 22 orang korban TTPO terkait berbagai permasalahan yang dihadapi, sekaligus memberikan solusi sebagai jawaban atas permasalahan yang mereka (TPPO) hadapi.
Kemensos memberikan program pemberdayaan bagi para korban seperti modal usaha kios, tenun, peralatan pertanian, peralatan pertukangan, beternak, pelatihan ketrampilan berupa menjahit, tata rias, dan perbengkelan. Hal ini agar para korban memiliki penghasilan sendiri sehingga tidak tertarik bekerja ke luar negeri yang menyebabkan mereka terlibat sindikat perdagangan orang.
“Tim akan mapping lokasi tempat tinggal mereka [para korban] untuk mengetahui karakteristik daerah, agar bantuan ini cocok dengan kondisi alam,” kata Mensos Tri Rismaharini.
Risma mengaku sudah menyusun program bantuan secara detail kepada korban TPPO. Namun untuk memastikan program tersebut tepat sasaran, ia harus bertemu langsung dengan para korban.
“Sebetulnya saya sudah susun programnya di Kemensos untuk korban TPPO. Namun saya ingin mengecek, dan memastikan program tersebut bisa dilaksanakan. Dan Ternyata hampir 90 persen programnya sesuai,” ungkap Risma.
Lebih lanjut Risma menjelaskan, rancangan program bantuan untuk setiap korban TPPO sesuai dengan karakteristik lingkungan tempat tinggalnya. Pasalnya, Kemensos bisa melakukan mapping lokasi tempat tinggal mereka untuk mengetahui karakteristik daerah mereka agar bantuan ini cocok dengan kondisi alam.
“Kita sudah bisa melakukan mapping lokasi tempat tinggal mereka untuk mengetahui pemberdayaan yang sesuai di daerah tersebut. Misalkan di daerah ini cocok untuk sayuran, tanaman padi dan jagung, perikanan dan lainnya. Sehingga tinggal kita realisasikan bantuan tersebut,” ungkapnya.
Risma berharap bantuan dari Kemensos RI bisa bermanfaat bagi para Korban TPPO. Terutama khususnya bagi para ibu agar tidak lagi meninggalkan keluarga untuk bekerja di luar daerah.
“Saya berharap mama-mama tidak lagi berpikir untuk pergi jauh meninggalkan suami dan anak. Kita harus bisa cari makan dari diri kita sendiri di daerah ini,” jelas Risma.