Moskow, Gatra.com - Kementerian Luar Negeri Rusia menyebut KTT NATO terbaru menunjukkan bahwa aliansi Barat kembali ke "skema Perang Dingin." Kremlin siap untuk menanggapi ancaman dengan menggunakan segala cara.
Reuters, Rabu (12/7) melaporkan, KTT NATO di Lituania berakhir ketika Amerika Serikat dan sekutunya memberi Ukraina jaminan keamanan baru untuk pertahanannya melawan Moskow lebih dari 500 hari, setelah invasi Rusia ke tetangganya.
KTT itu juga didukung prospek bergabungnya Swedia dengan aliansi militer sebagai anggota terbarunya setelah Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan pada Senin tiba-tiba membatalkan keberatan sebelumnya.
Kementerian Rusia mengatakan dalam sebuah pernyataan Rabu malam bahwa hasil KTT Vilnius akan dianalisis dengan cermat.
Finlandia Resmi Bergabung dengan NATO, Rusia akan Membalas
“Dengan mempertimbangkan tantangan dan ancaman terhadap keamanan dan kepentingan Rusia yang telah diidentifikasi, kami akan menanggapi secara tepat waktu dan tepat, dengan menggunakan segala cara dan metode yang kami miliki,” bunyi pernyataan kementerian tersebut.
Kementerian menilai KTT tersebut menunjukkan ketidakmampuan NATO untuk beradaptasi dengan situasi geopolitik baru di dunia.
Dikatakan pula bahwa NATO terus menurunkan ambang batas untuk penggunaan kekuatan, meningkatkan ketegangan politik dan militer.
Baca Juga: Bergabungnya Finlandia ke NATO, Rusia akan Tingkatkan Militernya di Barat Laut
“Mengambil jalan eskalasi, mereka mengeluarkan serangkaian janji baru untuk memasok rezim Kyiv dengan senjata yang lebih modern dan jarak jauh untuk memperpanjang konflik selama mungkin – sampai habis,” kata kementerian itu.
“Selain keputusan yang sudah diambil, kami akan terus memperkuat organisasi militer dan sistem pertahanan negara,” tambahnya.
Sebelumnya pada hari Rabu, Presiden AS Joe Biden menuduh Presiden Rusia Vladimir Putin ada keinginan akan “tanah dan kekuasaan” dan memuji persatuan dan dukungan NATO untuk Ukraina.