Jakarta, Gatra.com - Lembaga Survei Indonesia (LSI) mencatat Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir sebagai sosok calon wakil presiden (cawapres) dengan elektabilitas tertinggi jelang pemilihan umum (Pemilu) 2024. Bahkan, namanya muncul sebagai pilihan mayoritas publik dalam berbagai simulasi.
"Sekarang, Erick Thohir, dalam survei LSI untuk pertama kalinya menduduki posisi pertama untuk pilihan calon wakil presiden versi masyarakat (semi terbuka)," kata Direktur Eksekutif LSI Djayadi Hanan dalam acara rilis survei, dikutip dari Kanal Youtube Lembaga Survei Indonesia, Rabu (12/7).
Posisi Erick Thohir itu diikuti oleh Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil dengan 13,5 persen. Sementara itu, Menteri Koordinator bidang Politik, Hukum, dan Keamanan (Menkopolhukam) Mahfud MD berada di peringkat ketiga dengan 9,9 persen, atau sedikit lebih tinggi dibanding Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY).
Di samping itu, nama Erick Thohir tercatat tetap memuncaki peringkat elektabilitas cawapres dengan 18,5 persen, dalam simulasi 12 nama. Sementara itu, Ridwan Kamil berada di posisi kedua dengan 16,6 persen, diikuti Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Sandiaha Uno dengan 11 persen, dan AHY dengan 10 persen.
"(Politikus) Yenny Wahid masih cukup jauh (1,9 persen), termasuk juga nama baru yang sering dimunculkan yaitu (Imam Besar Masjid Istiqlal) Nasaruddin Umar (1,4 persen), dan (Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa/PKB) Muhaimin Iskandar," ujar Djayadi.
Kecenderungan serupa juga tampak pada simulasi 7 nama. Di mana, Erick Thohir tetap memuncaki peringkat elektabilitas dengan 21,2 persen, disusul Ridwan Kamil dengan 19,6 persen, Sandiaga Uno dengan 17,5 persen, dan AHY dengan 10,8 persen.
Sementara itu, elektabilitas tiga nama lainnya, seperti Gubernur Jawa Timur Khohifah Indar Parawansa, Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto, dan Nasaruddin Umar, tercatat masih memiliki angka yang rendah, yakni di bawah 10 persen.
Sebagai informasi, survei bertajuk 'Peta Kompetisi Pilpres dan Sikap Publik Terhadap Isu-Isu Nasional' itu dilakukan pada 1 - 8 Juli 2023, dengan total responden sebanyak 1242 yang dipilih melalui proses pembangkitan nomor telepon secara acak. Adapun, margin of error dalam survei tersebut adalah sekitar 2,8 persen pada tingkat kepercayaan 95 persen.