Jakarta, Gatra.com - Lembaga Survei Indonesia (LSI) mencatat Ketua Umum Partai Gerindra, Prabowo Subianto sebagai sosok calon presiden (Capres) dengan elektabilitas tertinggi jelang pemilihan umum (Pemilu) 2024. Bahkan namanya muncul sebagai top of mind publik dalam konteks pilihan presiden.
"Top of mind sama kuat Prabowo dengan (Gubernur Jawa Tengah) Ganjar (Pranowo), di selisih 0,01. Sama kuat," kata Direktur Eksekutif LSI, Djayadi Hanan dalam acara rilis survei, dikutip dari Kanal Youtube Lembaga Survei Indonesia, Rabu (12/7).
Sebanyak 20 persen responden menyebut nama Prabowo sebagai pilihan presiden mereka dan 19,9 persen lainnya menyebut nama Ganjar. Sementara itu, nama satu kandidat capres terkuat lain, yakni Anies Baswedan hanya menempati posisi keempat dengan 9,6 persen. Bahkan, persentase Anies berada di bawah Presiden RI Joko Widodo yang mendapat suara sebanyak 10,3 persen.
Persaingan ketat elektabilitas antara Prabowo dengan Ganjar juga tampak dalam survei simulasi 19 nama. Di mana, Prabowo tetap memuncaki peringkat dengan 25,3 persen. Angka elektabilitas tersebut hampir tersalip oleh Ganjar yang elektabilitasnya mencapai 25,1 persen. Nama Anies pun muncul di urutan ketiga dengan angka elektabilitas 15,4 persen.
"Kalau kita kerucutkan menjadi tiga [nama], Prabowo sementara unggul 3,6 persen, selisihnya 3,6 persen [dari Ganjar]. Sudah cukup bagus, tapi belum mencapai 2 kali margin of error, belum sampai 6 persen. Jadi, secara absolut unggul, tapi secara statistik sama," jelas Djayadi.
Dalam simulasi tiga nama capres itu, Prabowo kembali tercatat unggul dengan angka elektabilitas 35,8 persen. Ganjar pun berada di peringkat kedua dengan 32,2 persen, disusul Anies di peringkat ketiga dengan 21,4 persen.
"Trennya, ini yang saya kira menarik. Terjadi tren penguatan dukungan kepada Prabowo secara konsisten sejak Januari 2023 sampai sekarang. Jadi, tujuh bulan terakhir, Prabowo terus mengalami penguatan," ujar Djayadi.
Hal sebaliknya terjadi pada Ganjar Pranowo, yang disebutnya terus mengalami penurunan tajam sejak Januari 2023 hingga April 2023. Djayadi menduga, penurunan tingkat elektabilitas Ganjar itu dipicu oleh persoalan pembatalan status Indonesia sebagai tuan rumah Piala Dunia U-20.
Namun demikian, kata Djayadi, elektabilitas Ganjar kembali mengalami peningkatan sejak April 2023. Di mana, pada kurun waktu itu, PDI Perjuangan mendeklarasikan untuk mengusung Ganjar sebagai capres dalam Pemilu 2024 nanti. Meski begitu, elektabilitas Ganjar tercatat masih belum bisa mencapai ke titik tertingginya di Januari - Februari 2023.
"Yang juga menarik adalah, Anies cenderung mengalami penurunan, dan kita bisa melihat pola, kalau tingkat kepuasan kepada Presiden meningkat, lalu tingkat elektabilitas Prabowo meningkat, itu seperti memberikan tekanan kepada tingkat elektabilitas Anies Baswedan," tandas Djayadi.
Sebagai informasi, survei bertajuk 'Peta Kompetisi Pilpres dan Sikap Publik Terhadap Isu-Isu Nasional' itu dilakukan pada 1-8 Juli 2023, dengan total responden sebanyak 1.242 yang dipilih melalui proses pembangkitan nomor telepon secara acak. Adapun, margin of error dalam survei tersebut adalah sekitar 2,8 persen pada tingkat kepercayaan 95 persen.