Washington, D.C, Gatra.com - Serangan pesawat tak berawak (drone) Amerika Serikat (AS) menewaskan seorang pemimpin ISIS di Suriah beberapa jam setelah pesawat tak berawak MQ-9 Reaper yang sama, diganggu jet militer Rusia di bagian barat negara itu.
Dikutip Associated Press, Minggu (9/7), menurut Departemen Pertahanan tiga Reapers telah terbang mencari militan pada hari Jumat. Seorang pejabat pertahanan AS, menyebut ketika mereka diganggu selama sekitar dua jam oleh pesawat Rusia.
“Tak lama setelah itu, drone kemudian menyerang dan membunuh Usamah al-Muhajir, yang sedang mengendarai sepeda motor di wilayah Aleppo,” kata pejabat tersebut, yang tidak berwenang membahas masalah tersebut secara terbuka dan berbicara dengan syarat anonim menjelaskan rincian operasi militer tersebut.
Pejabat itu mengatakan al-Muhajir selama ini berada di Suriah barat laut pada saat penyerangan, namun dia biasanya beroperasi di timur.
Baca Juga: Serangan ISIS di Suriah, Sedikitnya 53 Tewas
Belum jelas bagaimana militer AS memastikan bahwa orang yang terbunuh adalah al-Muhajir. Tidak ada detail lain yang diberikan.
Dalam sebuah pernyataan hari Minggu, Komando Pusat AS mengatakan tidak ada indikasi warga sipil tewas dalam serangan itu. Namun, militer melaporkan bahwa kemungkinan seorang warga sipil terluka.
Diketahui, hari Jumat adalah hari ketiga berturut-turut para pejabat AS mengeluhkan ketika jet tempur Rusia di wilayah tersebut telah melakukan penerbangan yang tidak aman, dan mengganggu aktifitas di sekitar drone Amerika.
Kepala Komando Pusat Angkatan Udara AS, Letnan Jenderal Alex Grynkewich mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa selama pertemuan hari Jumat, pesawat Rusia menerbangkan 18 lintasan jarak dekat yang tidak akurat menyebabkan MQ-9 bereaksi untuk menghindari situasi yang tidak aman.
Gesekan pertama terjadi Rabu pagi ketika pesawat militer Rusia terlibat penerbangan yang dianggap “menganggu” saat tiga drone MQ-9 Amerika sedang melakukan misi melawan ISIS. Pada hari Kamis, militer AS mengatakan pesawat tempur Rusia terbang “sangat tidak aman dan tidak profesional" melawan pesawat Prancis dan AS di atas Suriah.
Baca Juga: Penggerebekan Sarang ISIS: Empat Tentara AS Luka, Pemimpin ISIS Tewas
Juru bicara Komando Pusat Angkatan Udara, Kolonel Michael Andrews mengatakan bahwa insiden berlangsung hampir satu jam dan termasuk terbang rendah, yakni satu jet tempur SU-34 dan satu SU-35 dan pihaknya mengerahkan suar langsung ke drone MQ-9.
Para pejabat AS mengatakan pesawat tak berawak itu tidak bersenjata pada penerbangan sebelumnya, namun membawa senjata pada hari Jumat, saat mereka memburu al-Muhajir.
“Kami telah memperjelas bahwa kami tetap berkomitmen untuk mengalahkan ISIS di seluruh wilayah,” kata Kepala komandan Komando Pusat AS, Jenderal Erik Kurilla dalam pernyataan tersebut.
Kepala Pusat Rekonsiliasi Rusia untuk Suriah, Laksamana Muda Oleg Gurinov mengatakan pekan lalu bahwa militer Rusia dan Suriah telah memulai pelatihan bersama selama enam hari yang berakhir Senin.
Baca Juga: Pemimpin ISIS, Baghdadi Terbunuh oleh Pasukan AS di Suriah
Gurinov menambahkan komentar dari media pemerintah Suriah bahwa Moskow prihatin dengan penerbangan drone oleh koalisi pimpinan AS di Suriah utara, dan menyebut mereka "pelanggaran sistematis terhadap protokol" yang dirancang untuk menghindari bentrokan antara kedua militer.