Kupang, Gatra.com – Ketua Solidaritas Dunia untuk Keadilan dan Perdamaian (SOLID) Papua, Gabriel Goa, menyebut Ketua Komnas HAM, Atnike Nova Sigiro; tidak peduli terhadap penyanderaan Pilot Susi Air, Captain Philips Mark Merthens.
“Komnas HAM kurang peduli, kurang berperan terhadap nasib penyanderaan Pilot Susi Air, Captain Philips Mark Merthens, yang saat ini belum jelas,” kata Gabriel Goa, Minggu (9/7).
Baca Juga: Kapolda Papua Respons Syarat KKB Bebaskan Pilot Susi Air
Ia menilai ketidakpedulian Ketua Komnas HAM, Atnike Nova Sigiro; terkait kasus penyanderaan Pilot Susi Air, Captain Philips Mark Merthens, yang hingga saat ini belum dibebaskan dan menyerahkannya kepada pemerintah, menunjukkan bahwa lembaga Komnas HAM yang dipimpinnya bukan lembaganya rakyat tapi lembaga eksekutif biasa saja.
"Sudah disandera sejak 7 Februari 2023 lalu, namun Komnas HAM sejauh ini sepertinya diam, tidak berupaya membantu dengan caranya. Komnas HAM itu bukan lembaga rakyat tetapi membuat diri seperti lembaga eksekutif," ujarnya.
Lebih lanjut Gabriel Goa menyampaikan, fakta membuktikan bahwa Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat (TPNPB) dan Organisasi Papua Merdeka (OPM) kelompok Egianus Kogoya meminta Komnas HAM bisa menjadi negosiator sebagaimana yang disampaikan Kepala Kantor Perwakilan Komnas HAM Papua, Frits Rumandey.
“Namun permintaan tersebut sepertinya tidak digubris Komnas HAM dan ini sangat memalukan. Padahal Direktur Eksekutif Amnesty Internasional, Usman Hamid, sudah minta agar Komnas HAM Nasional di bawah pimpinan Atnike Nova Sigiro jangan lepas tangan dalam kasus penyanderaan pilot Susi Air di bumi Cendrawasih itu,” ujar Gabriel.
Menurut Gabriel, Ketua Komnas HAM ini bukan lagi lepas tangan tapi kelakuannya mirip Pilatus mau mencuci tangan dan menyerahkan kepada pemerintah. Karena itu Solid Papua menyatakan:
Baca Juga: Amnesty International Indonesia Kecam Ancaman KKB yang Ingin Tembak Pilot Susi Air
Pertama, mendesak Ketua Komnas Ham Nasional Atnike Nova Sigiro segera mengundurkan diri dan menyerahkan kepada Komisioner Komnas HAM yang berani dan memiliki integritas untuk segera menjadi negosiator dalam membebaskan Pilot Susi Air yang disandera di Bumi Cendrawasih Papua, di antaranya melibatkan sejumlah tokoh agama di Papua.
Kedua, mengajak solidaritas masyarakat dunia mendukung Komnas HAM dan Uskup Jayapura menjadi negosiator pembebasan Pilot Susi Air, Philips Mark Marthens, yang setia melayani dengan tulus hati untuk transportasi udara voice of the Voicelsess Papua di gunung-gunung dan lembah-lembah Bumi Cendrawasih, Papua.