Surabaya, Gatra.com - Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa merespon cepat bencana banjir lahar dingin maupun tanah longsor yang terjadi di Kecamatan Pronojiwo dan Kecamatan Candipuro, Kabupaten Lumajang, Jumat (7/7).
Berbagai bantuan yang disalurkan oleh BPBD Jatim ini antara lain berupa 2.000 sandbag, 100 sembako, 10 cangkul, 10 sekop dan satu Tim Reaksi Cepat (TRC).
Selain itu Gubernur Khofifah lewat Dinas Sosial juga menurunkan taruna siaga bencana (Tagana) dan relawan Kampung Siaga Bencana (KSB) sebanyak 135 personel. Tim ini akan membantu pembersihan sejumlah titik yang terdampak longsor dan banjir lahar dingin di Kecamatan Pronojiwo, Kecamatan Tempursari, dan Kecamatan Candipuro.
Dinas Sosial juga mengirimkan bantuan berupa buffer stock untuk mengawali pelayanan dapur umum. Serta, peralatan tidur untuk 30 Kepala Keluarga (KK). Secara khusus, DP3AK mengirimkan pula tambahan bantuan berupa kelengkapan korban perempuan sebanyak 200 paket.
Sementara itu Dinas Kesehatan mengirim tim kesehatan serta obat-obatan di dua titik Candipuro dan Pronojiwo. Mereka menyiapkan pos kesehatan di titik pengungsian, melakukan Rapid Health Assesment (RHA), tim dokter, perawat serta perahu karet.
Semua tim telah bergerak ke lapangan dipimpin langsung kepala BPBD Jatim yang secara ex officio dijabat oleh Sekretaris Daerah Provinsi Jawa Timur.
Berdasarkan data BPBD Jatim, diperoleh penjelasan kondisi hujan yang terjadi di wilayah Gunung Semeru menyebabkan meningkatnya debit air pada daerah Aliran Sungai Lahar Gunung Semeru. Sehingga terjadi banjir lahar dingin yang menyebabkan beberapa jembatan penghubung desa terputus.
Beberapa jembatan putus tersebut yaitu jembatan penghubung desa Kloposawit dengan desa Tumpeng di kecamatan Candipuro, jembatan penghubung Lumajang-Malang di desa Sidomulyo kecamatan Pronojiwo, dan jembatan Kali Regoyo penghubung desa Jugosari dengan dusun Kebondeli Selatan di kecamatan Candipuro. Selanjutnya, jembatan penghubung Desa Tumpeng dan Desa Nguter dan Jembatan Kalibaru Pronojiwo.
Terkait hal ini, Gubernur Khofifah secara langsung telah menginstruksikan Dinas PU Bina Marga untuk segera melakukan asesmen dan menentukan tindak lanjut penanganan jembatan yang putus.
"Selanjutnya, kami juga akan mengkoordinasikan lebih lanjut dengan Balai Besar pelaksanaan Jalan Nasional Jawa-Bali," ungkap Gubernur Khofifah di sela kunjungan kerjanya di Provinsi Aceh, Sabtu (8/7).
Tak hanya itu, bencana longsor yang terjadi di Dusun Sriti, Desa Sumberurip, Keccamatan Pronojiwo juga mengakibatkan tiga korban meninggal dunia. Tiga korban tersebut merupakan satu keluarga atas nama Galih Adi Perkasa (23), Candra Agustina (20), dan Galang Naendra Putra (4 bulan). Selain itu, juga mengakibatkan satu rumah rusak sedang.
“Innalillahiwainnailaihi rojiun, atas nama pribadi dan Pemprov Jatim kami menyampaikan duka cita sedalam-dalamnya atas wafatnya para korban longsor. Semoga almarhum dan almarhumah mendapat tempat terbaik di sisi Allah dan keluarga yang ditinggalkan diberikan ketabahan, kekuatan serta kesabaran," ungkapnya.
Khofifah juga telah menyiapkan santunan duka senilai Rp10 juta per jiwa bagi korban meninggal yang akan diserahkan kepada ahli waris. Santunan ini akan diserahkan secara langsung oleh Khofifah yang rencananya dilakukan pada Minggu (9/7).
"Insya Allah besok pagi, Minggu (9/7) saya bersama tim Pemprov Jatim akan melakukan takziah dan menyerahkan santunan duka kepada ahli waris serta mengunjungi masyarakat yang terdampak serta mencari solusi terbaik atas infrastruktur yang rusak akibat banjir lahar dingin ini ," ujarnya.
Berdasarkan data BPBD Provinsi Jatim, longsoran yang berada di Piket Nol KM 58 Kecamatan Pronojiwo juga mengakibatkan tertutupnya akses jalan Lumajang-Malang jalur selatan atau piket nol. Untuk itu, Khofifah mengimbau masyarakat yang akan melewati Jalur Lumajang-Malang via Piket Nol untuk memilih jalur alternatif melalui Probolinggo.
"Bagi masyarakat yang akan melewati jalur rawan tersebut kami imbau untuk memilih jalur alternatif yang lebih aman. Kita berharap bersama bencana banjir lahar dingin dan longsor akan cepat tertangani," ucapnya.
Sebagai informasi, hingga saat ini tercatat sebanyak 571 jiwa mengungsi di beberapa titik pengungsian di Kecamatan Pronojiwo dan Candipuro, Kab. Lumajang. Antara lain, di Balai Desa Tumpeng, Balai Desa Jarit, Balai Desa Penanggal, Komunitas Rumah Wani Gosong Desa Jarit, Balai Desa Tambakrejo, Balai Desa Pronojiwo, dan rumah warga di Patung Salak. Untuk mencukupi pangan masyarakat terdampak yang mengungsi, Tagana Jatim juga mendirikan Dapur Umum di Balai Desa Jarit, Kecamatan Candipuro Kabupaten Lumajang. Sebanyak 60 orang relawan yang terdiri dari Tagana, KSB dan aparat desa diturunkan untuk mendampingi dan membantu masyarakat di pengungsian.