Yogyakarta, Gatra.com – Pemprov Bali terus menggelorakan ideologi Pancasila secara berkelanjutan dengan tetap memelihara dan menghadirkan berbagai napak tilas Sukarno yang layak ditiru daerah lain. Daerah Istimewa Yogyakarta dinilai memiliki kesamaan semangat dalam menggelorakan Pancasila.
Pandangan ini disampaikan Ketua Komisi A DPRD Yogyakarta Eko Suwanto usai bersama wartawan melakukan napak tilas ke berbagai monumen penting pengingat perjuangan Bung Karno di Bali yang berakhir Rabu (5/7).
Napak tilas ini berawal dari kantor Pemprov Bali untuk lebih memahami Pergub Nomor 19 Tahun 2019 tentang Bulan Bung Karno. Perjalanan kemudian dilanjutkan ke Taman Bung Karno dan tempat kelahiran ibunda Bung Karno, Ida Ayu Nyoman Rai Srimben di Buleleng.
“Ada kesamaan antara Yogyakarta dan Bali dalam menggelorakan Pancasila. Jika Bali memiliki Pergub Nomor 19 Tahun 2019. Yogyakarta sudah memiliki Perda Nomor 1 Tahun 2022 tentang Pendidikan Pancasila dan Wawasan Kebangsaan,” kata Eko, Rabu (5/7).
Keberadaan aturan ini, menurut Eko, memberi kesempatan pada kedua daerah menggelorakan ideologi Pancasila melalui kebudayaan.
Melalui jalan kebudayaan, langkah-langkah menggelorakan ideologi Pancasila menjadi satu napas mewujudkan nilai Trisakti serta spirit implementasi pemikiran Bung Karno.
“Di Bali, pengamalan nilai-nilai Pancasila secara berkelanjutan lewat Pergub ini mampu menjadi rujukan dalam peraturan desa adat untuk menjaga kebhinekaan dan nasionalisme,” jelasnya.
Demikian juga dengan keberadaan rumah tempat lahirnya ibunda Bung Karno di Buleleng yang masih tetap terjaga. Eko menyatakan napak tilas ini mengingatkan bahwa ada sosok perempuan dalam sejarah keIndonesiaan yang menjadi fondasi kelahiran ideologj kebhinekaan.
Kunjungan ke Bale Agung Buleleng, bagi Eko, seperti melengkapi berbagai keping puzzle mengenai sosok utuh Soekarno dan cikal bakal lahirnya Pancasila. Sejak 2021, Eko bersama tim penyusun Perda Nomor 1 Tahun 2022 melakukan berbagai kunjungan ke daerah yang memiliki sejarah dekat dengan Soekarno.Bermula dari Surabaya, napak tilas mengarah ke Blitar, Bandung, dan Bali.
“Seluruh napak tilas Bung Karno di banyak daerah menjadi pijakan penting dalam komitmen memperkuat dan mensosialisasikan ideologi Pancasila kepada masyarakat luas. Bahkan ada nilai tambahnya, keberadaannya menjadi daya tarik wisata sejarah bagi generasi muda,” ungkapnya.
Kepala Biro Umum dan Protokol Setda Provinsi Bali, I Wayan Budiasa, memaparkan lewat Bulan Bung Karno yang digelar sejak 1-30 Juni, Pemprov Bali berusaha memperkuat pemahaman dan membumikan Pancasila lewat desa adat.
“Ini adalah cara kami melestarikan budaya Bali dari gempuran-gempuran budaya luar dengan menjaga adat istiadat desa adat yang ada di Bali," katanya.
Berbagai langkah pelestarian budaya dan pembumian Pancasila masuk dalam Haluan Bali Era Baru 100 Tahun. Tiga hal inti dalam Haluan tersebut berkaitan dengan manusia, alam, dan budaya Bali.