Sleman, Gatra.com - Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil menemui mahasiswa Universitas Gadjah Mada (UGM). Ia menampik punya agenda politik di kampus almamater Presiden Joko Widodo dan bakal capres PDIP Ganjar Pranowo.
Emil, sapaan politisi Partai Golkar yang masuk bursa cawapres 2024 ini, hadir di UGM untuk mengisi seminar "Masa Depan Transisi Energi Terbarukan Indonesia" di kampus Fakultas Teknik UGM, Sleman, DIY, Rabu (5/7).
"Saya di sini sebagai pemberi ilmu, bukan untuk politik," kata Emil, yang berbicara selaku Ketua Umum Asosiasi Daerah Penghasil Migas dan Energi Terbarukan di hadapan ratusan mahasiswa UGM.
Di forum ini, ia berbicara tentang energi terbarukan dan berbagai upaya yang bisa dilakukan untuk melestarikan lingkungan, terutama bagi generasi muda.
Emil menunjukkan capaiannya sebagai gubernur, misalnya pendirian pabrik mobil listrik di Jabar jadi yang pertama di Indonesia, mendesain sepeda motor listrik Gesits, penanaman hingga 62 juta pohon, sampai program Petani Milenial.
Emil mengajak mahasiswa bergabung di Energi Milenial, yang disingkat Emil dan berlogo ikon berkacamata, yakni sebuah komunitas anak muda peduli energi terbarukan. Di akhir seminar juga ada ajakan serupa dari anggota komunitas tersebut.
Emil membantah acara ini punya muatan politik di kampus almamater Jokowi dan Ganjar. Jokowi lulusan Fakultas Kehutanan UGM dan Ganjar alumnus Fakultas Hukum UGM.
Emil sempat disebut-sebut termasuk bakal calon wakil presiden Ganjar yang diusung PDIP. Namun menanggapi hal ini, dalam acara sebelumnya di Sleman, politisi Golkar ini menjawab bahwa ia menghormati keputusan partai beringin.
"Saya karena sudah masuk ke Partai Golkar, sampai hari ini fatsunnya taat pada keputusan Partai Golkar yang mengusung ketua umum kami, Pak Airlangga Hartarto," tuturnya.
Meski hasil surveinya cukup tinggi, Emil tak mau mendahului takdir. "Hasil survei menjadi sebuah takdir politik, itu belum tentu. Walaupun nanti takdir tidak ada yang tahu seperti apa, tapi per hari ini seperti itu (masih mengikuti putusan Golkar)," katanya.
Seusai paparan Emil dalam seminar UGM tersebut, pakar energi UGM, Tumiran, menjelaskan tujuan pemanfaatan EBT bukan hanya untuk mencapai energi bauran, melainkan juga menciptakan lapangan kerja di masa mendatang.
Untuk itu, butuh komitmen politik mewujudkan tujuan tersebut termasuk dari para pemimpin. "Tanyakan kepada capres bagaimana menciptakan lapangan kerja dari program transisi energi," ujarnya.
Anggota Dewan Energi Nasional (DEN) periode 2009-2014 dan 2014-2019 menekankan pentingnya penciptaan lapangan kerja dari transisi energi terutama dengan penggunaan bahan lokal dan bukan produk impor.
"Impor ini membodohkan bangsa. Ruang politik dan kebijakan harus diciptakan untuk penciptaan lapangan kerja dari transisi energi tanpa impor. EBT jangan impor," katanya.