Jakarta, Gatra.com - Agar legilastor dapat mengemban peran sebagai wakil rakyat, calon anggota legislatif (Caleg) harus berkualitas. Maka itu, negara dan partai politik harus menetapkan kriteria yang tepat dalam meloloskan politisi menjadi Caleg.
Menurut politisi Partai Gerindra yang juga anggota DPRD Provinsi Jawa Barat Ihsanudin, ada empat pertimbangan yang bisa dijadikan standar pengusungan calon anggota legislatif. Pertama, yakni kapasitas.
Menurutnaya, anggota legislatif harus memiliki kapasitas, wawasan luas, dan kemampuan kepemimpinan yang mumpuni. Anggota legislatif wajib memahami permasalahan yang terjadi di negerinya.
“Sebab, pemahaman itu yang akan menjadi landasan dari cita-citanya dalam memperjuangkan masyarakat,” ujar Ihsanudin, Senin sore (3/07).
Kedua, moralitas. Ihsanudin menjelaskan bahwa moralitas merupakan harga mati bagi seorang anggota legislatif. ‘’Moral dan akhlaqul karimah merupakan pondasi dalam mengemban amanat dari masyarakat. Pelanggaran moral merupakan bentuk ketidakamanahan,’’ ujar anggota DPRD Jabar asal daerah pemilihan Kabupaten Karawang dan Purwakarta ini.
Ihsanudin berharap tidak ada lagi tragedi moral yang melibatkan anggota legislatif. Misalnya anggota legislatif yang terseret kasus hukum. Tragedi moral tadi bisa terjadi, menurut Ihsanudin, dikarenakan lemahnya moral anggota legislatif.
“Dan itu harus menjadi pelajaran penting bagi anggota legislatif, calon anggota legislatif dan pemimpin politik lainnya,” katanya.
Ketiga, kemampuan finansial. Menurutnya, kebutuhan biaya menjadi konsekuensi logis bagi calon anggota legislatif. Biaya yang dimaksud bukan untuk menyuap masyarakat, namun untuk akomodasi kegiatan kampanye dan sosialisasi.
Menurut Ihsanudin, setiap Caleg wajib turun ke masyarakat untuk menyampaikan misi dan visinya. Baik Caleg untuk DPRD dan DPR RI maupun calon senator DPD. Ihsanudin menegaskan, masyarakat harus mengetahui misi dan visi calon wakilnya di kursi lembaga legislatif.
Terakhir adalah popularitas. Ihsanudin menghimbau, agar masyarakat tidak seperti membeli kucing di dalam karung. Menurutnya, masyarakat dan wakilnya harus saling mengenal.
“Tujuannya, agar masyarakat memahami calon wakilnya yang hendak dipilih dalam pesta demokrasi Pemilu,” ujarnya.
Keempat kriteria tersebut, ungkap Ihsanudin, wajib melekat pada caleg dan dipahami juga oleh masyarakatnya. ‘’Pemilu yang akan berjalan ini harus menghasilkan produk yang berkualitas,’’ tandasnya.
Anggota Komisi III DPRD Jabar ini menambahkan bahwa anggota legislatif merupakan profesi yang banyak diidamkan para politisi. “Perlu diakui, kedudukan anggota legislatif dinilai terhormat oleh banyak kalangan, termasuk masyarakat,” katanya.
Menurutnya, dengan mengemban peran sebagai wakil rakyat, anggota legislatif memiliki otoritas yang signifikan dalam menentukan roda pembangunan. “Jika melihat peran dan kedudukannya, maka tidak sembarangan politisi yang layak duduk di posisi itu,” tutup Ihsanudin.