Jakarta, Gatra.com - Sidang dugaan kasus pencemaran nama baik Menteri Koordinator Kemaritiman dan Investasi (Menko Maves), Luhut Binsar Pandjaitan yang melibatkan Founder Lokataru, Haris Azhar dan Koordinator KonTras, Fatia Maulidiyanti kembali dilanjutkan dengan pemeriksaan saksi. Dalam persidangan di Pengadilan Negeri Jakarta Timur pada hari ini, Senin (3/7), Jaksa Penuntut Umum (JPU) menghadirkan tiga orang saksi.
Brigjen TNI (Purn) Paulus Prananto yang diketahui menjabat sebagai Direktur PT Tobacom Del Mandiri hadir sebagai saksi bersama dengan Direktur Toba Sejahtera, Heidi Melissa Deborah. Satu saksi lagi adalah Agus Dwi Prasetyo yang pada pemeriksaan di persidangan Senin lalu (26/6) disebutkan terlibat sebagai produser untuk video podcast "Ada Lord Luhut di Balik Relasi Ekonomi-Ops Militer Intan Jaya!! Jenderal BIN juga Ada!".
"Tempo hari kita sudah hadirkan saudara di sini ya. Tapi, karena ada hal, (kesaksian) saudara tidak bisa kami dengar, tapi saudara sudah kami sumpah, ya," ucap majelis hakim kepada saksi Heidi Melissa di PN Jaktim, Senin (3/7).
Awalnya, Direktur PT Toba Sejahtera ini memang dijadwalkan untuk diperiksa pada persidangan dua minggu lalu, Senin (19/6). Heidi yang sudah hadir di persidangan batal memberikan kesaksian setelah sidang ditunda karena orang tua dari terdakwa Fatia Maulidiyanti saat itu baru saja meninggal dunia. Kemudian, Heidi juga tidak bisa hadir di persidangan minggu lalu lantaran ia tengah menjalani rawat inap di Rumah Sakit Medistra.
Pemeriksaan saksi hari ini akan mendalami keterlibatan para saksi dalam kasus perkara yang ada. Berdasarkan pemeriksaan saksi atas nama Dwi Partono yang menjabat sebagai Manajer Hubungan Kepemerintahan PT Madinah Qurrata ‘Ain, Paulus Prananto telah terungkap keterlibatannya dalam proses pembersihan lahan pertambangan di Papua. PT Madinah dikabarkan pernah bekerja sama dengan anak perusahaan milik Luhut Binsar Pandjaitan, PT Tobacom Del Mandiri untuk melakukan pembersihan lahan tersebut.