Bengkulu, Gatra.com -- Mengawali misi dagang dan ivestasi di Provinsi Bengkulu, Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa bersama Gubernur Bengkulu Rohidin Mersyah menandatangani Nota Kesepahaman atau MoU di Ruang Garuda, Gedung Daerah Balai Raya Semarak, Bengkulu, Minggu, (2/7).
MoU kerjasama tersebut dimaksudkan untuk memperkuat hubungan kedua provinsi. Ada empat sektor utama yang menjadi fokus kerjasama yaitu sektor pertanian, perkebunan , perikanan dan peternakan.
Selanjutnya, MoU antara Pemprov Jawa Timur dengan Pemprov Bengkulu tersebut ditindaklanjuti dengan penandatanganan Perjanjian Kerja Sama (PKS) oleh 13 OPD, 8 BUMD dan 5 Asosiasi dari kedua Provinsi yang Insya Allah dilaksanakan besuk Senen (3/7).
Khofifah menjelaskan, salah satu keunggulan sektor pertanian Jatim adalah produksi beras dan kualitasnya. Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik (BPS) produksi padi di Jatim tahun 2020 tercatat 9,94 juta ton, tahun 2021 tercatat sebesar 9,789 juta ton dan tahun 2022 tercatat sebesar 9,526 juta ton Gabah Kering Giling (GKG).
Tingginya produksi padi ini salah satunya didorong oleh faktor teknik mekanisasi. Padi tidak dipanen secara manual, melainkan menggunakan combine harvester sehingga bisa mengurangi potensi kehilangan 9 sampai 11%. Kemudian proses pasca panennya menggunakan Alat Mesin Pertanian (Alsintan) modern baik dryer maupun Rice Milling Unit (RMU).
Proses pengeringan padi pun dilakukan dengan menggunakan vertikal dryer dan bed dryer selanjutnya diproses melalui RMU dapat meningkatkan kualitas beras dari medium menjadi premium. Perubahan medium ke premium, kata Gubernur Khofifah, karena kandungan airnya bisa berkurang sehingga proses pengolahan berikutnya berasnya bisa utuh kemudian warnanya putih dan seterusnya. Pada akhirnya nilai tambahnya bisa meningkat karena kualitasnya menjadi premium.
"Jadi beberapa hal yang bisa memberikan nilai tambah petani sesungguhnya secara teknologi sudah dimungkinkan, jika ada skema pinjaman grace period akan sangat membantu petani," tuturnya.
Grace periode skemanya adalah: pada periode tertentu petani tidak perlu mencicil terlebih dulu. Melalui grace period ketika petani sudah memiliki alsintan, RMU, vertical dryer dan combine harvester, maka selama 2 tahun mereka sudah memiliki sumber income. Kemudian di tahun selanjutnya, mereka mulai mencicil.
Selanjutnya, Gubernur Khofifah mengatakan di sektor perkebunan komoditas kopi dan coklat marketnya luar biasa. Dari 32 jalur tol laut, sebanyak 27 tol laut melewati Pelabuhan Tanjung Perak Surabaya. Sektor peternakan juga berpotensi untuk dikerjasamakan salah satunya daging sapi potong di Jawa Timur.
"Peternakan, pertanian , perikanan dan perkebunan merupakan item yang mampu dibangun partnership untuk kemudian dilakukan penajaman dan identifikasi di masing-masing sektor," kata Khofifah.
Inisiatif Gubernur Khofifah untuk menjalin kerjasama direspon baik oleh Gubernur Bengkulu Rohidin Mersyah. Menurut dia, keempat sektor tadi memang terbuka peluang untuk dilakukan kerjasama, utamanya di sektor perkebunan mengingat Bengkulu penghasil kopi robusta terbaik secara nasional.
"Bisa dikombinasikan dengan pola-pola semacam itu. Kalau kopinya Bengkulu dan Jatim menyatu, maka masyarakatnya juga semakin menyatu," kata Rohidin. Sektor pertanian juga bisa dilakukan kerjasama karena produksi padi Bengkulu gabah nya surplus.
Semua kerjasama itu diharapkan akan meningkatkan kesejahteraan masyarakat Bengkulu terutama yang bergelut di tiga sektor tadi. ***