Home Hiburan Rayakan Ulang Tahun, Teater Ruang Wonogiri Gelar Celuk Gathuk

Rayakan Ulang Tahun, Teater Ruang Wonogiri Gelar Celuk Gathuk

Wonogiri, Gatra.com - Memperingati hari jadi ke-29, Sanggar Teater Ruang Wonogiri menggelar dari pelbagai wilayah dan kelompok kesenian. “Celuk Gathuk" menjadi tema pagelaran pertunjukan. Arti celuk dalam bahasa Jawa adalah panggil dan gathuk adalah bertemu, sehati, serasa, sepemikiran. Celuk gathuk bisa dimaknai dengan sebuah persamaan panggilan.

Panggilan kemanusiaan yang akan melahirkan sebuah gerakan dan estetika-estetika sosial yang mana akan menjadi counter atau control bagi sebuah tatanan kehidupan di dalam sosial bermasyarakat baik dalam lingkup yang kecil yaitu individu pribadi atau dalam lingkup yang lebih besar atau luas yaitu tatanan dunia.

Gelaran ini, Seperti dilaporkan Yudi Riyanto dari Gatra.com, juga menjadi hajatan ke-25 dari rangkaian acara bertajuk Jumpa (Jum.at Pahing) yang dilaksanakan di Sanggar Teater Ruang Wonogiri.

Para penampil menyuguhkan pertunjukkan yang diawali oleh Komunitas Sarang. Pertunjukan doa oleh lima orang penari menggunakan pakaian khas Jawa, dengan peralatan sapu lidi dan diiringi oleh 4 orang. Koreografi dengan menggunakan lesung sebagai alat musik ini berhasil membawa suasana pertunjukan menjadi khidmat.

Para penampil Waringan (Gatra/Dok. teater Ruang)

Dilanjutkan karawitan Dungping yang diisi oleh kelompok anak-anak Warga dari desa Kedung Anyar dan Gamping ini membuat interaksi dengan penonton semakin menambah menarik hingga musikalisasi puisi oleh Erry Aryani dari Teater Ruang, dimaksudkan untuk mengenang salah satu seniman yang belum lama meninggal, yaitu Homaidy CH.

Sebagai penutup pertunjukan dari rangkaian acara dalam Jumpa, komunitas ini menampilkan Waringan (wayang garingan) dan gayeng - gayengan sebagai bentuk garapan yang menyuguhkan kritik sosial.

“Semoga seni pertunjukan ini bisa menjadikan anak-anak muda semakin mencintai budaya serta terus menjaga kebudayaan kesenian,” ujar Eko, salah satu penonton yang juga sebagai ketua RW setempat.

Puisi ungtuk mengenang Homaidy CH.(Gatra/Dok. Teater Ruang)

Gelaran seni ini juga untuk merespon kegelisahan para orang tua terhadap anak-anaknya dalam menyikapi teknologi yang terlalu berlebihan. "Juga berdampak kurang baik secara kemanusiaan sosial," ujar Helmi Prasetya salah satu penggawa teater ruang yang dalam beberapa waktu kedepan akan melakukan kerjasama dengan seniman New Zealand di Roma.

529