Yordania, Gatra.com – Uni Emirate Arab (UEA) memanggil duta besar Swedia untuk memprotes pembakaran salinan Alquran.
Kementerian Luar NegeriUEA menyatakan dalam sebuah pernyataan, pada Kamis (29/6).
“Pemerintah Yordan juga memanggil duta besar Swedia di Amman dan menyampaikan protes keras Jordan,” kata Kementerian Luar Negeri dan Ekspatriat Yordania dalam sebuah pernyataan, dikutip Reuters.
Baca Juga: AS Nilai Pembakaran Alquran di Swedia Tindakan Menjijikan
Kementerian luar negeri Iran juga memanggil kuasa usaha Swedia di Teheran, sebagaimana dilaporkan media pemerintah pada Kamis malam. Iran juga mengutuk apa yang dikatakannya sebagai penghinaan terhadap kesucian Islam yang paling suci.
"Ketika umat Islam sedang menunaikan ibadah haji, ... menghina kesucian mereka hanya menyebarkan kebencian dan kekerasan, mengeksploitasi prinsip kebebasan berekspresi," kata media pemerintah Iran, mengutip pernyataan kementerian.
Muslim di seluruh dunia telah bergabung dengan Arab Saudi dalam mengutuk pembakaran salinan Alquran oleh seorang warga negara Irak di luar masjid terbesar di Stockholm pada hari Rabu.
Di bawah pengawasan polisi yang ketat, Salwan Momika, 37 tahun yang melarikan diri ke Swedia beberapa tahun lalu, pada hari Rabu menginjak Al-Qur'an sebelum membakar beberapa halaman di depan masjid di ibu kota Swedia.
Polisi telah memberinya izin untuk protes sejalan dengan perlindungan kebebasan berbicara, tetapi mengatakan kemudian telah membuka penyelidikan atas pembakaran Al-Qur'an yang memicu kemarahan di seluruh dunia Muslim.
Ini bukan pertama kalinya tindakan seperti itu terjadi di Swedia.
Baca Juga: Arab Saudi Kutuk Pembakaran Alquran di Kopenhagen Denmark
Pada bulan Januari, seorang ekstrimis sayap kanan Swedia-Denmark membakar salinan Alquran di dekat kedutaan Turki di Stockholm, yang juga memicu kemarahan di dunia Muslim.
Perdana Menteri Swedia Ulf Kristersson mengatakan protes Momika "legal tapi tidak pantas," namun menyerahkan sepenuhnya kepada polisi. “Terserah polisi untuk mengizinkannya atau tidak,” katanya.
Organisasi Kerjasama Islam mengatakan akan mengadakan pertemuan terbuka darurat untuk Komite Eksekutif minggu depan di Jeddah untuk membahas konsekuensi dari insiden tersebut, di bawah undangan dari Arab Saudi, presiden KTT Islam.
Pertemuan minggu depan dijadwalkan untuk membahas langkah-langkah yang akan diambil terhadap tindakan keji tersebut dan untuk menyesuaikan posisi kolektif pada tindakan yang diperlukan.
AS ikut mengutuk pembakaran Al-Qur'an, dan menambahkan percaya demonstrasi menciptakan "lingkungan ketakutan" yang secara efektif mengekang kemampuan umat Islam untuk menjalankan agama mereka secara bebas.
“Kami percaya demonstrasi menciptakan lingkungan ketakutan yang akan berdampak pada kemampuan umat Islam dan anggota kelompok minoritas agama lainnya untuk secara bebas menggunakan hak mereka untuk kebebasan beragama atau berkeyakinan di Swedia," kata juru bicara Departemen Luar Negeri Matt Miller.
Adapun Kementerian Luar Negeri Kuwait mengatakan pembakaran Al-Qur'an menyinggung umat Islam di seluruh dunia, dan menambahkan bahwa orang-orang perlu mengingatkan nilai-nilai toleransi dan hidup berdampingan.
Baca Juga: Pembakaran Alquran Picu Kerusuhan Hebat, 26 Polisi Terluka
"Langkah provokatif yang serius ini menyinggung umat Islam di seluruh dunia," kata kementerian itu dalam sebuah pernyataan.
“Negara Kuwait mengingatkan masyarakat internasional dan semua negara yang berkepentingan akan tanggung jawab mereka untuk bertindak melawan kebencian dan ekstremisme agama, dan menghentikan tindakan permusuhan yang menargetkan kesucian umat Islam,” katanya.
“Pelaku tindakan permusuhan seperti itu harus diadili dan dicegah menggunakan prinsip kebebasan,” ujarnya.
Maroko juga mengutuk pembakaran Alquran dan menarik duta besarnya untuk Stockholm pada Rabu malam.
"Tindakan baru yang ofensif dan tidak bertanggung jawab ini mengabaikan perasaan lebih dari satu miliar Muslim, yang pada waktu hari suci ziarah besar ke Makkah dan hari raya Idul Adha yang diberkati," katanya dalam sebuah pernyataan.
"Menghadapi provokasi berulang ini, yang dilakukan di bawah tatapan puas dari pemerintah Swedia," Maroko memanggil kuasa usaha Swedia di Rabat dan menarik duta besarnya.
Dan Sekretaris Jenderal Liga Dunia Muslim, ketua Organisasi Cendekiawan Muslim, Sheikh Mohammed bin Abdulkarim Al-Issa mengecam tindakan yang menurutnya dilakukan di bawah perlindungan polisi.
Dia mengatakan bahwa kejadian itu di bawah klaim dengan alasan mempraktikkan kebebasan berekspresi, namun pada kenyataannya, itu disalahgunakan.
“Di antara banyak hal, konsep kebebasan yang sebenarnya, yang menyerukan untuk menghormati dan tidak memprovokasi orang lain dengan dalih apa pun,” katanya.
Issa mengatakan tindakan seperti itu memicu kebencian, memprovokasi sentimen agama, dan hanya melayani agenda ekstremisme.
Menteri Luar Negeri Turki Hakan Fidan juga mengutuk protes Momika sebagai hal yang tercela.
“Tidak dapat diterima untuk mengizinkan tindakan anti-Islam ini dengan dalih kebebasan berekspresi,” katanya.