Home Gaya Hidup YSL Beauty Luncurkan Program “Abuse Is Not Love” Di Indonesia

YSL Beauty Luncurkan Program “Abuse Is Not Love” Di Indonesia

Jakarta, Gatra.com– Yves Saint Laurent (YSL) Beauty Indonesia meluncurkan Abuse is Not Love, sebuah global program yang bertujuan untuk melawan kekerasan dalam hubungan dengan pasangan melalui kerja sama dengan mitra non-profit. Di Indonesia, program Abuse Is Not Love akan memberikan pelatihan dengan memperkenalkan sembilan tanda kekerasan dalam hubungan dengan pasangan.

Yakni untuk membantu publik memahami hubungan yang sehat serta mendukung program konseling bagi yang membutuhkan melalui kemitraan dengan Yayasan Pulih. Data World Health Organization (WHO) menyebut, satu dari tiga perempuan mengalami kekerasan dalam hubungan dengan pasangan selama hidupnya.

“Bagi YSL Beauty, kami percaya bahwa perempuan harus memiliki kebebasan untuk menjadi siapa pun yang mereka inginkan dan memiliki kebebasan berpikir secara independen, bahagia, aman dan bebas dari berbagai bentuk kekerasan," kata General Manager L’Oréal Luxe Division Indonesia, Maria Adina dalam konferensi persnya, Selasa (27/6).

Baca juga: Komnas Perempuan Apresiasi APROFI Bikin Panduan Pencegahan Kekerasan Seksual

Maria mengatakan bahwa Program Abuse Is Not Love dijalankan secara global sejak tahun 2020 dengan komitmen memberikan edukasi tentang kekerasan dalam hubungan dengan pasangan kepada 2 juta orang di dunia hingga tahun 2030.

Berdasarkan studi, kekerasan dalam hubungan dengan pasangan seringkali berawal dari perilaku yang menjadi tanda-tanda kekerasan. “Oleh karena itu, kemitraan yang kami lakukan dengan Yayasan Pulih di Indonesia menghadirkan pelatihan secara offline dan online untuk memperkenalkan tanda-tanda kekerasan tersebut," katanya.

Kekerasan dalam hubungan dengan pasangan merupakan salah satu masalah sosial utama yang dapat terjadi dalam berbagai bentuk seperti kekerasan fisik, seksual, emosional, finansial, hingga pengendalian perilaku oleh pasangan. Hal ini dapat terjadi pada perempuan maupun laki-laki, dengan prevalensi terbesar terjadi pada generasi muda berusia 16 hingga 24 tahun

Berdasarkan data Catatan Tahunan (Catahu) Komnas Perempuan 2023 kekerasan dalam hubungan
dengan pasangan mendominasi pengaduan ke Komnas Perempuan di kategori ranah personal. Dimana 713 kasus kekerasan yang dilakukan oleh mantan pacar; 622 kasus kekerasan terhadap istri; dan 422 kasus kekerasan dalam pacaran.

Baca juga: FSGI Catat 13 Modus Kekerasan Seksual terhadap Anak di Satuan Pendidikan di 8 Provinsi Indonesia

Salah satu faktor fenomena ini terus terjadi karena adanya mispersepsi dalam masyarakat tentang hubungan dengan pasangan yang sehat dan seringkali kekerasan ini dinormalisasi sebagai bentuk ekspresi cinta.

Executive Director Yayasan Pulih, Yosephine Dian Indraswari menambahkan, Program Abuse is Not Love memiliki nilai-nilai yang sejalan dengan misi Yayasan Pulih dalam mengadvokasi sikap anti kekerasan yang telah dilakukan selama lebih dari 20 tahun. Upaya peningkatan kesadaran publik menjadi sangat penting, karena perlu adanya upaya kolektif untuk mencegah terjadinya kesalahpahaman dan pandangan yang menganggap perilaku kekerasan sebagai hal yang normal dalam hubungan.

"Melalui kerja sama ini, kami ingin menjangkau lebih banyak orang agar dampaknya dapat dirasakan secara luas. Kami berharap lebih banyak lagi masyarakat menyadari pentingnya isu ini dan berani untuk angkat bicara,” jelas Yosephine.

335