Home Politik RK Puncaki Elektabilitas Survei PWS, tapi Tak Cocok Dampingi Prabowo, Ganjar dan Anies

RK Puncaki Elektabilitas Survei PWS, tapi Tak Cocok Dampingi Prabowo, Ganjar dan Anies

Jakarta, Gatra.com - Lembaga survei Political Weather Station (PWS) mencatat nama Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil sebagai sosok calon wakil presiden (cawapres) dengan elektabilitas tertinggi jelang pemilihan umum (Pemilu) 2024 mendatang. Meski begitu, Ridwan Kamil tak dinilai sebagai sosok yang paling tepat untuk mendampingi tiga kandidat calon presiden (bacapres) teratas jelang pemilu.

Ridwan Kamil berhasil muncul sebagai top of mind publik dalam pembahasan cawapres di Pemilu 2024, dengan persentase sebesar 16,5 persen. Angka itu berhasil mengalahkan Menteri Koordinator Politik, Hukum, dan Keamanan (Menko Polhukam) Mahfud Md dengan 15,6 persen, Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir dengan 14,9 persen, maupun Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Sandiaga Uno dengan 13,8 persen.

Sementara itu, dalam simulasi survei skema tertutup, Ridwan juga tercatat unggul dibanding 9 kandidat lain, dengan persentase 18,5 persen. Posisinya itu disusul oleh Mahfud Md dengan 17,6 persen, serta Erick Thohir dengan 16,8 persen, maupun Sandiaga Uno dengan 15,4 persen.

"Namun demikian, berdasarkan pengalaman pada beberapa Pilpres sebelumnya, okoh yang moncer di papan survei ternyata justru tidak terpilih sebagai cawapres oleh tokoh yang maju sebagai capres, karena cawapres dipilih dari banyak pertimbangan, seringkali nama tak terduga muncul sebagai cawapres dalam kontestasi Pilpres yang sebenarnya," kata Penelti Utama PWS Sharazani dalam acara rilis survei, Senin (26/6).

Meski menjadi top of mind publik dan memuncaki peringkat elektabilitas, Ridwan Kamil rupanya tak dipandang publik sebagai sosok yang cocok medampingi tiga kandidat terkuat capres di Pemilu 2024, yakni Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto, Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo, dan eks Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan.

Dalam hasil survei PWS itu, Erick Thohir keluar sebagai sosok yang paling cocok dipasangkan sebagai cawapres Prabowo Subianto, dengan persentase mencapai 18,5 persen. Dengan demikian, Erick Thohir dinilai lebih cocok mendampingi Prabowo dibanding Mahfud Md dengan 18,2 ataupun Ridwan Kamil dengan 16,8 persen.

"Sedangkan, Muhaimin (Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa Muhaimin Iskandar) yang begitu ngotot ingin menjadi cawapres Prabowo, ternyata dinilai publik kurang cocok menjadi cawapres," ucap Sharazani. Tercatat, hanya 3,8 responden yang menilai Cak Imin cocok untuk maju mendampingi Prabowo sebagai cawapres.

Sementara itu, nama Sandiaga Uno menjadi sosok yang dinilai publik paling cocok menjadi cawapres Ganjar, dengan persentase mencapai 18,4 persen. Dengan begitu, Sandi dinilai lebih cocok mendampingi Ganjar dibanding Ridwan Kamil dengan 17,2 persen, ataupun Erick Thohir dengan 15,7 persen.

"Namun demikian, dalam dua kali Pilpres sebelumnya PDI Perjuangan justru memilih nama yang tidak populer di rating survei, yakni Jusuf Kalla dan Maruf Amin," ucapnya. Oleh karena itu, ia memandang peluang bagi PDI Perjuangan untuk memilih sosok selain Sandiaga Uno dalam kontestasi politik itu pun masih terbuka.

Di samping itu, hasil survei juga menunjukkan bahwa Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono dinilai sebagai sosok yang paling cocok mendampingi Anies Baswedan sebagai cawapres, dengan persentase sebesar 18,8 persen. Namanya tercatat mengungguli Ridwan Kamil dengan 17,1 persen maupun Sandiaga Uno dengan 15,4 persen.

PWS juga mencatat bahwa apabila ketiga pasangan calon (paslon) itu disimulasikan akan saling berhadapan pada Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024 nanti, maka pasangan Prabowo-Erick Thohir akan menang dengan 40,8 persen. Dengan angka itu, paslon tersebut berhasil menumbangkan Ganjar-Sandi yang bertengger di urutan kedua dengan 33,9 persen, maupun Anies-AHY di urutan terakhir dengan 23,6 persen.

Sebagai informasi, hasil survei bertajuk 'Soliditas dan Loyalitas Konstituen 10 Partai Besar Jelang Pilpres 2024' itu diadakan pada tanggal 10—18 Juni 2023 di 34 provinsi di Indonesia, dengan jumlah sampel sebesar 1200 responden. Survei yang dilakukan dengan teknik wawancara via telepon dan kuisioner memiliki margin of error sekitar 2,83 persen dan pada tingkat kepercayaan sebesar 95 persen.

59