Tegucigalpa, Gatra.com - Pemerintah Honduras mengumumkan jam malam pada Minggu di dua kota utara, pasca tertembak matinya 22 orang dalam serangan terpisah di tengah meningkatnya kekerasan di negara tersebut.
“Orang-orang bersenjata berat melepaskan tembakan di sebuah aula biliar di sebuah lingkungan di kota manufaktur Choloma di utara, pada Sabtu malam. Kejadian itu menewaskan 11 orang dan melukai tiga lainnya,” kata juru bicara polisi Edgardo Barahona kepada Reuters, Senin (26/6).
Sebuah sumber resmi yang tidak berwenang berbicara kepada media mengatakan kepada Reuters bahwa setidaknya ada 11 pembunuhan lainnya pada Sabtu, dalam kejadian terpisah di seluruh zona Valle de Sula utara, termasuk di kota industri San Pedro Sulay.
Presiden Xiomara Castro mengumumkan melalui Twitter jam malam selama 15 hari di Choloma antara pukul 21.00 dan 04.00, efektif segera dan satu lagi di San Pedro Sula, efektif 4 Juli.
“Beberapa operasi, penggerebekan, penangkapan, dan pos pemeriksaan dimulai,” kata Castro.
Dilaporkan, ada sebagian keadaan darurat diberlakukan di beberapa bagian Honduras sejak Desember, dalam upaya untuk menghadapi geng kekerasan dan perang wilayah.
Menteri Keamanan Gustavo Sanchez mengumumkan Minggu malam bahwa pemerintah akan mengirimkan proposal ke Kongres untuk mengklasifikasikan anggota struktur kriminal, maras atau geng sebagai teroris dalam beberapa hari mendatang.
Berbicara pada konferensi pers, menteri menambahkan bahwa ada 1.000 polisi dan militer tambahan sedang dikirim ke Lembah Sula, di mana Choloma dan San Pedro Sul berada.
“Pemerintah juga menawarkan hadiah uang tunai sebesar 800.000 Lempiras ($32.707) untuk membantu mengidentifikasi dan menangkap mereka yang bertanggung jawab atas pembunuhan di Choloma,” kata presiden.
Serangan selama akhir pekan itu mengikuti insiden mematikan awal pekan ini di sebuah penjara wanita di dekat ibu kota Tegucigalpa, yang menewaskan 46 orang di tengah pembobolan yang dilakukan oleh anggota geng.