Purworejo, Gatra.com - Kabupaten Purworejo, merupakan lumbung padi di Provinsi Jawa Tengah. Para petani perlu dibekali ilmu bagaimana cara yang baik dalam upaya pengendalian OPT (Organisme Pengganggu Tanaman) dengan tetap memperhatikan keberlangsungan ekosistem dan unsur hara yang ada di dalam tanah.
Hal tersebut dikemukakan oleh anggota Komisi IV DPR RI, Vita Ervina saat membuka Bimtek Peningkatan Produktivitas Padi dan Jagung dengan Pemgendalian OPT Serta Pemanfaatan Elisitor Biosaka di Ganeca Convention Hall Purworejo, Jumat (23/06/2023).
"Bimtek hari ini mengenai pemanfaatan biosaka, apalagi Purworejo merupakan lumbung pangan Jawa Tengah. Semoga bisa menjadi kerja sama kita bersama petani. Masalah pertanian adalah OPT, hama juga pupuk. Biosaka ini bisa menjadi jawaban," kata Vita.
Lebih lanjut, legislator PDI Perjuangan ini berharap agar elisitor biosaka ini menjadi sebuah gerakan. Karena hanya dengan rumput yang ada di sekitar dan bisa menekan penggunaan pupuk kimia. "Kami selalu mendukung setiap langkah yang bisa meningkatkan produktivitas pertanian," kata Vita.
Sementara itu, Koordinator Informasi dan Jaringan Laboraturium Balai Besar PPMPTH Dirjen Tanaman Pangan Kementan, Suharyanto menambahkan jika Elisitor Biosaka bisa menjadi alternatif kelangkaan pupuk. "Biosaka bisa menjadi alternatif kelangkaan pupuk kimia dan ramah lingkungan. Kementan sudah secara masif menggerakkan penggunaan Biosaka. Sudah 17 provinsi yang petaninya menggunakan dan dilatih membuat Biosaka," papar Haryanto.
Dengan menggunakan elisitor, tambah Haryanto, bisa menurunkan hingga 30% penggunaan pupuk kimia. Sehingga bisa mengurangi biaya operasional petani.
Penemu Biosaka, Muhammad Anshar mengatakan bahwa, Biosaka bukanlah pupuk. "Biosaka itu bukan untuk pupuk, taoi menularkan 'bahasa' rumput pada tanaman. Mengapa elisitir disebut teknologi, karena bisa menyerap unsur hara. Kemampuan rumput bertahan hidup dan adaptasi di segala kondisi itulah yang diambil oleh tanaman," jelas Anshar
Sebenarnya, semua tanaman hijau bisa diambil sebagainelisitor, namun kemampuan bertahan hidup rumputlah yang paling baik. Ia menyampaikan, satu genggam rumput bisa dibuat menjadi lima liter cairan Biosaka. "Satu hektar tanaman padi hanya butuh 1,5 liter dari masa tanam sampai panen, sampai 7 kali. Secara berkala, tiap 10 hari," tutur Anshar.
Ada SOP yang harus dipatuhi oleh petani baik dalam pembuatan maupun penggunaannya. Para peserta Bimtek juga diajari bagaimana membuat Biosaka dan memperoleh SOP penggunaannya.