London, Gatra.com - Pilot kapal selam Titanic Stockton Rush "sangat" serius menanggapi soal keselamatan kapal tersebut, menyusul kritikan dari mitra bisnisnya pasca ledakan mematikan 5 penumpang kapal tersebut.
Dikutip AFP, Jumat (23/6), sutradara film Titanic James Cameron sebelumnya menuduh Ekspedisi OceanGate mengabaikan peringatan keselamatan, setelah Rush dan empat orang lainnya tewas dalam ledakan dahsyat, saat turun ke bangkai kapal Atlantik Utara.
Ketua Manned Underwater Vehicles Committee, badan industri sukarela, William Kohnen, mengatakan OceanGate tidak mau menjalani proses sertifikasi standar untuk kapal selam Titan.
Baca Juga: Kapal Selam Titan Ditemukan Hancur: Dipastikan Semua Penumpang Tewas, Pencarian Dihentikan
Tapi Guillermo Soehnlein, yang memulai OceanGate dengan Rush --pada 2009 sebelum meninggalkan perusahaan pada 2013, membantah mendiang temannya itu ceroboh.
"Dia sangat berkomitmen pada keselamatan," kata Soehnlein kepada Radio Times Inggris, sambil menekankan bahwa dia tidak terlibat dalam desain eksperimental Titan.
"Dia juga sangat rajin mengelola risiko, dan sangat sadar akan bahaya beroperasi di lingkungan laut dalam," katanya.
Soehnlein mencatat bahwa Cameron sendiri telah melakukan banyak penurunan kapal selam, termasuk lebih dari 30 kali ke situs Titanic, dan ke titik terdalam Bumi di Palung Mariana Pasifik.
"Saya pikir dia ditanya tentang risiko yang sama dan dia berkata, 'lihat, jika sesuatu terjadi pada kedalaman itu, itu akan menjadi bencana dalam hitungan mikrodetik'.
"Sampai pada titik di mana ledakan terjadi pada kecepatan yang hampir supersonik dan pada dasarnya Anda akan mati bahkan sebelum otak Anda dapat memproses bahwa ada sesuatu yang salah," katanya.
Baca Juga: Kapal Selam Titanic yang Hilang Mulai Kekurangan Oksigen
Kohnen mengatakan kepada radio BBC bahwa komitenya yang berbasis di Los Angeles mengangkat masalah keamanan pada tahun 2018, tentang pengembangan Titan oleh OceanGate.
Namun perusahaan ingin menempuh jalannya sendiri, meskipun panitia memperingatkan bahwa pengembangan proyek dapat mencapai hasil negatif dari mulai yang terkecil hingga bencana yang dapat menimbulkan konsekuensi serius.
“Peraturan industri sukarela "ditulis dengan darah" untuk mencegah hasil seperti itu,” katanya. "Kami hanya pintar karena kami ingat apa yang kami tulis dan apa yang salah kami lakukan terakhir kali," tambahnya.
Soehnlein menekankan terlalu dini untuk mengatakan apa yang terjadi pada Titan dan bahwa sulit untuk dinavigasi untuk merumuskan peraturan global mengenai kapal selam ultra-dalam.
Baca Juga: Hilangnya Kapal Selam Wisata “Titanic”: Tim Penyelamat Dengar Suara Benturan
“Tapi eksplorasi laut dalam harus terus berlanjut meski ada tragedi,” katanya.
"Sama seperti eksplorasi ruang angkasa, cara terbaik untuk melestarikan kenangan dan warisan dari lima penjelajah ini adalah dengan melakukan penyelidikan, mencari tahu apa yang salah, mengambil pelajaran dan kemudian bergerak maju," katanya.