Beijng, Gatra.com - Beijing, ibu kota China, telah lama dikenal dengan musim kemarau yang sangat panas. Namun, dalam beberapa tahun terakhir, kota ini telah menyaksikan peningkatan yang signifikan dalam suhu ekstrem, menghasilkan catatan suhu tertinggi dan peringatan panas teratas.
Fenomena ini tidak hanya mengganggu warga, tetapi juga sinyal alarm bagi para ilmuwan tentang dampak perubahan iklim.
Pada Jumat, China mengeluarkan peringatan panas tertinggi di wilayah utara negara itu, dengan Beijing dipanggang dengan suhu mendekati 40 derajat Celsius (104 Fahrenheit). Sehari sebelumnya, Beijing mencatat suhu Juni terpanas sejak dimulainya catatan suhu, dengan merkuri mencapai 41,1 derajat Celsius, memecahkan rekor yang telah bertahan sejak tahun 1961.
Perubahan iklim telah menjadi faktor penting dalam peningkatan suhu ekstrem ini. Ilmuwan mengungkapkan bahwa panas yang tak biasa ini disebabkan oleh perubahan iklim global. Peningkatan suhu rata-rata bumi dan perubahan pola cuaca secara keseluruhan telah mempengaruhi kondisi iklim di berbagai belahan dunia, termasuk Beijing.
Peringatan merah, yang merupakan peringatan tertinggi dalam sistem empat tingkat, diberlakukan di Beijing dan sejumlah wilayah lain di Tiongkok. Ini adalah kali pertama sejak tahun 2014 peringatan merah diberlakukan di ibu kota tersebut. Dalam beberapa hari terakhir, lebih dari 185 peringatan merah telah dikeluarkan di sebagian besar wilayah utara dan timur Tiongkok, termasuk kota terdekat Tianjin, serta provinsi Hebei dan Shandong yang berbatasan.
Seiring dengan meningkatnya suhu ekstrem, masyarakat Beijing merasakan dampaknya secara langsung. Banyak penduduk yang mengenakan masker, topi, dan pelindung mata untuk melindungi diri dari sinar matahari yang menyengat. Beberapa orang bahkan mencari perlindungan dengan bermain air di kanal-kandal kota, mencoba meredakan panas yang luar biasa.
Perubahan iklim juga terlihat di wilayah lain di Tiongkok. Di provinsi Shandong, yang berbatasan dengan Laut Kuning, suhu mencapai 43 derajat Celsius, dan 17 stasiun cuaca di sekitar wilayah tersebut melaporkan pemecahan rekor suhu.
Para ahli cuaca memperingatkan bahwa suhu yang ekstrem ini diperkirakan akan terus berlanjut di bagian utara dan timur Tiongkok setidaknya selama delapan hari ke depan.