Home Politik Pengamat Nilai Masih Ada Potensi 4 Poros Capres-Cawapres di Pilpres 2024

Pengamat Nilai Masih Ada Potensi 4 Poros Capres-Cawapres di Pilpres 2024

Jakarta, Gatra.com - Pengamat Politik Saiful Mujani menilai, kemungkinan terbentuknya empat poros pasangan calon presiden dan calon wakil presiden (capres-cawapres) pada Pemilu 2024 masih terbuka. Hal itu mengacu pada peraturan pengusungan pasangan calon yang didasari Presidential Threshold sebesar 20 persen.

"Jadi, koalisi itu akan terbentuk atas dasar kekuatan partai politik minimal 20 persen tersebut. Kalau kita menggunakan itu, maka dengan cara membentuk-bentuk koalisi tertentu, belum berubah saya kira, maksimal akan ada empat pasangan calon presiden," ujar Saiful Mujani dilansir dari tayangan 'Perkembangan Koalisi Pilpres 2024' di kanal YouTube SMRC TV, Kamis (22/6).

Hal itu Saiful katakan karena hanya ada satu partai politik yang telah melampaui angka Presidential Threshold tersebut, yakni PDI Perjuangan. Sementara itu, kedelapan partai politik lain di DPR harus berkoalisi satu sama lain untuk dapat mengusung sosok calon pemimpin bangsa.

"PDI Perjuangan setidak-setidaknya itu adalah sudah definitif Ganjar Pranowo, dan kalau tidak ada partai lain yang mau bergabung dengan PDI Perjuangan, sudah cukup," ujar Saiful.

Namun demikian, pada perkembangannya, Partai Persatuan Pembangunan (PPP) juga telah memutuskan untuk mengusung Ganjar sebagai capres dalam pemilu mendatang. Oleh karena itulah, kedua partai kemudian menjalin kerja sama untuk sama-sama memajukan Ganjar dalam kontestasi politik tersebut.

Langkah pengusungan itu kemudian disusul oleh dua partai non-parlemen, yakni Partai Hanura dan Perindo, beberapa waktu setelahnya. Di samping itu, Partai Solidaritas Indonesia (PSI) juga diketahui telah memutuskan untuk mengusung Ganjar sejak jauh-jauh hari.

"Nah, di luar itu, bisa ada tiga lagi. Dasarnya tetap, dasarnya adalah kekuatan partai politik atau gabungan partai politik," kata Saiful.

Sebagaimana telah diketahui, sudah ada tiga koalisi yang terbentuk di luar PDI Perjuangan. Adapun, partai pengusung mantan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan, yakni NasDem, Demokrat, dan Partai Keadilan Sejahtera (PKS) bernaung di bawah Koalisi Perubahan untuk Persatuan (KPP).

Selain itu, ada pula Koalisi Kebangkitan Indonesia Raya (KKIR) yang menaungi Partai Keadilan Bangsa (PKB) dan Gerindra yang disebut-sebut akan memajukan Ketua Umum Gerindra, Prabowo Subianto, dan Ketua Umum PKB, Muhaimin Iskandar, sebagai pasangan capres-cawapres.

Adapula Koalisi Indonesia Bersatu (KIB) yang menaungi PPP, Golkar, dan Partai Amanat Nasional (PAN). Golkar maupun PAN hingga hari ini masih belum mendeklarasikan sosok yang akan mereka usung dalam Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024. Oleh karenanya, Saiful pun menilai PPP setidaknya berharap dua rekan koalisinya itu dapat turut mendukung Ganjar di kemudian hari.

Namun begitu, Saiful menduga, apabila Golkar dan PAN nantinya memutuskan untuk tidak mengikuti jejak PPP, maka peluang membentuk empat poros pasangan calon akan semakin besar. Sebab, koalisi Golkar-PAN tanpa PPP pun telah memenuhi Presidential Threshold. Terlebih, Golkar telah memutuskan untuk memajukan ketua umum mereka, Airlangga Hartarto, sebagai capres pada Pemilu 2024.

Menurut Saiful, ada sejumlah nama yang berpotensi muncul sebagai cawapres pendamping Airlangga apabila Menteri Koordinator (Menko) Perekonomian itu maju sebagai capres. Dua di antaranya adalah Ketua Umum PAN, Zulkifli Hasan, dan Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN), Erick Thohir.

132